Minimnya Tenaga Ahli Keamanan Siber Adalah Akar Masalah Indonesia

Minimnya Tenaga Ahli Keamanan Siber Adalah Akar Masalah Indonesia

Minimnya Tenaga Ahli Keamanan Siber Adalah Akar Masalah Indonesia

Suara.com – Cyber Security Director SecLab BDO Indonesia Harry Adinanta mengatakan bahwa salah satu akar masalah kerentangan keamanan siber di Indonesia adalah minimnya ketersediaan tenaga ahli.

“Salah satu akar masalahnya adalah ketersediaan tenaga ahli,” kata Harry seperti dilansir dari Antara, Jumat (30/9/2022).

Ia menjelaskan dalam sebuah survei SecLab BDO Indonesia terhadap talenta TI di Indonesia, ditemukan 9 dari 10 lulusan teknologi memilih untuk menjadi developer perangkat lunak, dan hanya 1 dari 10 yang berminat untuk mendalami keamanan siber.

Kekurangan tenaga ahli ini, dipadukan dengan wawasan masyarakat awam yang rendah mengenai keamanan siber pribadi, membuat Indonesia menjadi sasaran empuk bagi para hacker yang berniat jahat.

Baca Juga:
Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Keamanan Siber dengan Rumania

“Inilah mengapa BDO berkomitmen untuk mengembangkan talenta di bidang keamanan siber dan juga berkolaborasi dengan banyak pihak,” imbuh Harry.

Dalam membangun talenta tenaga ahli keamanan siber, SecLab BDO Indonesia melakukan pelatihan, seminar, dan juga program kolaborasi.
Contohnya adalah Wreck It, sebuah kompetisi hacking kasus-kasus keamanan yang real, berkolaborasi dengan BSSN, dengan tujuan untuk mencari bakat-bakat baru dalam bidang keamanan digital.

Di sisi lain, terang dia, pengguna teknologi internet telah mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk, atau sekitar 175,4 juta jiwa. Jumlah pengguna internet ini mengalami pertumbuhan sebesar 17 persen dibandingkan dengan jumlah pengguna internet pada tahun sebelumnya.

Masyarakat Indonesia menggunakan teknologi internet untuk berbagai macam transaksi, baik untuk kepentingan bisnis dan transaksi elektronik.

Tetapi salah satu masalah paling mendasar yang saat ini dihadapi oleh transaksi internet/transaksi elektronik adalah masalah keamanan sistem informasi dan perlindungan terhadap data pribadi.

Baca Juga:
Dua Celah Keamanan Ditemukan di WhatsApp, Pengguna Diminta Perbarui Aplikasi

Berbagai faktor berkontribusi di dalam besarnya tingkat ketidakpercayaan pengguna internet dalam transaksi e-commerce, salah satu penyebab tertinggi adalah kejahatan siber.

Scroll to Top