Salah satu milisi rakyat bersenjata di negara bagian Kayah, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), mengklaim menewaskan 40 anggota militer Myanmar dalam baku tembak pada Minggu (23/5).
Media lokal Myanmar, The Irrawady, melaporkan bahwa baku tembak itu terjadi di Moe Bye pada Minggu pagi.
PDF menyatakan bahwa awalnya, pasukan rezim tanpa pandang bulu menembaki rumah warga menggunakan artileri. Akibat insiden itu dua orang terluka dan sejumlah rumah hancur.
“Setelah melihat brutalitas mereka terhadap warga sipil, kami memutuskan untuk melawan balik. Senjata-senjata kami kumpulkan,” kata seorang penduduk.
“Para pemuda mengatakan, daripada ditangkap dan dibunuh selama demonstrasi, mereka akan memberontak dengan apa yang mereka punya dan mati sebagai martir.”
Bentrok antara tentara dan PDF pun tak terhindarkan. PDF akhirnya merebut kantor polisi Moe Bye sekitar siang hari. Mereka kemudian membakar kantor polisi itu.
Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Kota Demoso, Kayah, pada hari yang sama. Pertempuran berlanjut hingga malam. Penduduk Liokow memblokir jalan-jalan Demoso untuk menghalangi pasukan junta.
Tak hanya di Kayah, perlawanan rakyat terhadap junta juga merebak di berbagai negara bagian lain, seperti Chin, juga wilayah Sagaing, Magwe, dan Mandalay.
Mereka memanfaatkan berbagai senjata untuk melawan tentara Myanmar. Senjata itu berupa senapan angin hingga senjata api tradisional dan bom rakitan.
(isa/has)