Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyinggung masalah stabilitas Laut China Selatan (LCS) pada kunjungannya di Indonesia.
Untuk itu, Blinken mengatakan bahwa AS akan meningkatkan hubungan militer dan ekonomi dengan beberapa negara di Indo-Pasifik. Keputusan ini diambil guna menekan pengaruh China di daerah tersebut.
“Ancaman semakin berkembang, pendekatan keamanan kita harus berkembang mengikuti mereka. Untuk melakukan hal ini, kita akan bersandar pada kekuatan terbesar kita, yakni aliansi dan kemitraan,” kata Blinken saat berkunjung ke Indonesia, dikutip dari Associated Press.
“Kami akan mengadopsi strategi yang menjalin seluruh instrumen kekuatan nasional kita, yakni diplomasi, militer, dan intelijen, dengan sekutu dan mitra kami,” tambah Blinken.
Beberapa bentuk kerja sama militer antara AS dan Asia ialah menghubungkan industri pertahanan antar kedua wilayah, mengintegrasikan rantai pasokan, pun juga bekerja sama dalam inovasi teknologi, kata Blinken menambahkan.
Selain itu, Blinken menekankan bahwa AS tak berupaya menekan negara untuk memilih antara Washington dan Beijing, ataupun mencari konflik dengan China.
Walaupun demikian, ia mengutarakan berbagai keluhan terkait ‘kegiatan agresif Beijing dari ‘Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara, dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik.’
Ini merupakan kunjungan pertama Blinken ke Asia Tenggara. Selain Indonesia, Blinken dijadwalkan mengunjungi Malaysia dan Thailand.
“Kami bertekad untuk memastikan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Ini juga menjadi alasan kami memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan,” tutur Biden.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo RI menerima kunjungan Blinken di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/12). Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa keduanya membahas kerja sama bilateral.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengharapkan investasi dari AS, tambah Retno.
“Indonesia mengharapkan Amerika Serikat dapat menjadi salah satu mitra di bidang ekonomi pada saat Presiden bicara mengenai hubungan bilateral, termasuk di bidang investasi,” kata Retno usai pertemuan tersebut, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/12).
(pwn/bac)