Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, mengatakan bahwa China dapat melakukan invasi skala besar pada 2025.
Di hadapan parlemen, Chiu mengatakan bahwa China sebenarnya sudah punya kemampuan untuk menginvasi Taiwan sekarang ini. Namun, China baru bisa melakukan invasi “skala penuh” pada 2025.
“Pada 2025, China akan melakukan segala upaya untuk menang perang. Mereka sudah punya kapasitas sekarang, tetapi tidak akan memulai perang dengan mudah, harus mempertimbangkan banyak hal lain,” ujar Chiu seperti dikutip Reuters.
Dalam rapat dengan parlemen itu pada Rabu (6/10) itu,Chiu juga ditanya mengenai ketegangan Taiwan dengan China saat ini.
Ia kemudian menjawab bahwa situasi dengan China “merupakan yang paling serius” dalam 40 tahun sejak ia bergabung dengan militer.
Chiu bahkan menyebut ada risiko salah tembak di Selat Taiwan di tengah peningkatan provokasi China, termasuk dengan pengerahan hampir 150 pesawat ke zona pertahanan udara Taiwan sejak Jumat pekan lalu.
Tak hanya Chiu, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, juga sudah mengindikasikan manuver berbahaya China. Ia memperingatkan dunia bahwa akan ada konsekuensi “malapetaka” jika Taiwan jatuh kembali ke tangan China.
“Mereka harus ingat bahwa jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi malapetaka bagi perdamaian kawasan dan sistem demokrasi,” ujar Tsai dalam artikel opininya di Foreign Affairs, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (5/10).
Ia kemudian menuliskan, “Ini akan menjadi sinyal bahwa tantangan akan nilai-nilai global sekarang ini, yaitu otoritarianisme, dapat mengalahkan demokrasi.”
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Joseph Wu juga menyatakan bahwa Taiwan siap jika harus berperang dengan China.
Di bawah Tsai Ing-wen, Taiwan memang terus menunjukkan perlawanan. Tsai pun terus menggaungkan semangat pro-demokrasi.
Sementara itu, China menganggap Taiwan merupakan bagian dari kedaulatannya di bawah prinsip “Satu China” yang mereka usung.
(pwn/has)