Mengenal Stablecoin: Pengertian, Keunggulan dan Kelemahan Kripto Stabil

Mengenal Stablecoin: Pengertian, Keunggulan dan Kelemahan Kripto Stabil

Mengenal Stablecoin: Pengertian, Keunggulan dan Kelemahan Kripto Stabil

Suara.com – Pengoleksi aset kripto pasti pernah mendengar istilah stablecoin. Lalu apa itu stablecoin?

Stablecoin menarik perhatian banyak orang pembuat stablecoin Terra dan Luna, Do Kwon menjadi incaran Kejaksaan Korea Selatan.

Perbuatannya dianggap kriminal karena setelah nilai kedua aset digital itu turun drastis, banyak investor merasa tertipu akibat kehilangan uang. Kantor Kejaksaan saat ini telah memulai penyelidikan terhadap lembaga di balik proyek Terra Teraform Labs di mana Do Kwon diketahui memimpin proyek tersebut. 

Lalu apa itu stablecoin yang menghebohkan publik Korea Selatan tersebut?

Baca Juga:
Penerapan Blockchain untuk Perekonomian di Indonesia

Secara umum, stablecoin adalah aset kripto berupa token, yang nilainya dipatok dengan aset bernilai tetap atau stabil, seperti mata uang negara (fiat money), yakni dolar AS dan euro. Ada pula stablecoin yang dipatok dengan harga emas (gold).

Selain menggunakan mata uang yang asli disimpan di bank, nilainya dipatok dengan surat utang perusahaan ataupun surat utang negara, seperti yang diterapkan oleh perusahaan Tether untuk USDT.

Perusahaan penerbit harus berusaha menstabilkan USDT agar nilainya tetap 1 banding 1 terhadap dolar AS. Kendati terkesan lebih stabil, namun stablecoin masih menyimpan sejumlah pekerjaan rumah. Antara lain urusan regulasi dan hukum jika proyek yang menggunakan stablecoin dinyatakan gagal. 

Masyarakat dunia bisa belajar tentang kegagalan stablecoin dari kasus Terra dan Luna yang melibatkan Do Kwon asal Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan menyatakan kasus tersebut sebagai kejahatan keuangan siber. Sebelumnya lima investor juga melaporkan Teraform ke aparat kepolisian karena memiliki gabungan kerugian senilai 1,4 miliar won. 

Forking Kripto

Baca Juga:
Harga BT Amblas, Penambang Bitcoin Terancam Rugi Besar

Atas kejadian ini, forking kripto perlu dipertimbangkan sebagai langkah antisipatif. Pengertian forking kripto secara umum adalah kondisi sebuah aset kripto yang harus dibagi ke dalam dua jenis yakni hard forking dan soft forking. Pembagian ini dimaksudkan karena blockchain yang bercabang layaknya garpu atau fork dalam bahasa Inggris. 

Scroll to Top