Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah akhirnya mengizinkan masyarakat mudik Lebaran tahun ini setelah dua tahun terakhir terganjal pandemi Covid-19. Sekitar 85 juta orang diprediksi bakal melakukan perjalanan saat mudik nanti.
Diperkirakan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor selama arus mudik. Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 29 dan 30 April. Sementara untuk arus balik pada 7 dan 8 Mei 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat menghindari puncak arus mudik dengan melakukan perjalanan lebih awal. Ia memprediksi bakal terjadi kemacetan parah.
“Diperkirakan akan terjadi kemacetan parah. Oleh karena itu, saya ajak masyarakat menghindari puncak arus mudik 28, 29, 30 April 2022,” kata Jokowi.
Guna mengantisipasi kemacetan, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah merumuskan sejumlah skenario, seperti sistem contraflow, one way (satu arah), serta ganjil genap selama arus mudik.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menilai berbagai skenario itu tak bisa menjamin arus mudik bakal lancar.
Merujuk hasil studi yang dilakukan oleh Kementerian Ekonomi pada 2008 silam, setidaknya diperlukan delapan ruas jalan untuk menjamin kelancaran arus mudik.
“Namun, tentunya hal itu tidak memungkinkan. Walaupun sudah ada jalan tol dengan 4 lajur,” kata Djoko kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/4) malam.
Djoko berpendapat pemerintah seharusnya mulai memprioritaskan perjalanan mudik masyarakat dengan angkutan umum, seperti bus, agar jumlah kendaraan pribadi di jalan bisa ditekan.
Ia menyebut bus-bus yang mengangkut para pemudik itu lantas mendapat pengawalan khusus kepolisian, mulai dari terminal keberangkatan hingga kota tujuan.
Dengan cara ini, kata Djoko, waktu perjalanan terjamin lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Pemerintah juga bisa mengatur perjalanan pemudik agar tidak pada waktu yang bersamaan.
Berdasarkan hasil survei Balitbang Kemenhub, pemudik paling banyak merupakan karyawan swasta. Kemudian di posisi selanjutnya adalah pelajar atau mahasiswa.
“Karyawan swasta sudah THR-nya didahulukan saja, dia akan pulang mudik. Lalu pelajar atau mahasiswa dilakukan dengan pembelajaran online, nanti dia akan pulang duluan. Itu bisa bantu penyebaran seperti itu,” ujarnya.
Di sisi lain, Djoko mengatakan pemerintah juga perlu memperhatikan kemacetan akibat antrean di gerbang tol. Ini terjadi karena ada proses pembayaran hingga akhirnya memperlambat laju kendaraan.
Korlantas Polri juga telah memprediksi ada 23 gerbang tol yang rawan macet selama arus mudik, mulai dari Tangerang-Merak, Jakarta-Cikampek (Japek) hingga ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Djoko berharap tahun depan kemacetan akibat proses pembayaran di gerbang tol tak lagi terjadi pasalnya sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tanpa perlu berhenti direncanakan akan mulai berlaku.
“Tahun ini dapat dikatakan terakhir penerapan gate tol, tahun depan sudah pakai Multi Lane Free Flow, karena di gate tol itu buat penghambat juga,” ujarnya.
Kendati demikian, dengan sejumlah kebijakan yang telah disiapkan pemerintah saat ini, Djoko memprediksi tak akan ada kemacetan parah saat arus mudik nanti.
“Saya kira kemacetan enggak parah banget, cuma pelambatan iya,” ujarnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya…