Media pemerintah China mengolok-olok perdana menteri baru Inggris, Liz Truss, karena pernah mengkritik Negeri Tirai Bambu. Salah satu media bahkan menganggap Truss bak aktor payah.
China Daily dan Global Times mengungkapkan rasa tak suka mereka atas pemerintahan Truss yang pernah menyatakan bakal mendeklarasikan China sebagai “ancaman keamanan nasional” dalam kampanyenya.
“Pernyataan lain Truss dalam kampanye adalah ia mungkin bakal mendeklarasikan China sebagai ‘ancaman keamanan nasional’ untuk Inggris,” demikian tulisan editorial media China Daily yang dikutip Radio Free Asia.
“Mencoba mengubah perhatian domestik dengan melebih-lebihkan ‘ancaman China’ dan mengejek negara lain seperti meme kuno yang dimainkan oleh aktor payah acara bincang-bincang politik, yang tak membawa tujuan apa pun kecuali menunjukkan ketidakmampuan politikus itu dalam pemerintahan.”
Dalam editorial itu, China Daily mengakui bahwa taktik paling mudah bagi politikus memang mengikuti populisme.
“Cara paling mudah adalah memuaskan populisme, tetapi ini hanya akan membawa nasib yang lebih sulit bagi negara mereka,” tulis China Daily.
Sementara itu, Global Times mengungkapkan rasa pesimistis mereka terhadap hubungan China-Inggris di bawah kepemimpinan Truss.
Media tersebut menilai hanya ada sedikit alasan untuk percaya hubungan kedua negara bakal membaik kala Truss berkuasa.
“Melihat negara itu melayang tanpa tujuan tanpa pemerintahan sejak PM Boris Johnson dipaksa mengundurkan diri akibat berbagai skandal, pun kemudian kabur tanpa pamit, negara itu memerlukan kebijakan yang pragmatis dan praktis, bukan ideologi yang ketinggalan,” demikian kutipan tulisan Global Times.
“Menunjuk China sebagai ancaman keamanan nasional Inggris, berada dalam kedudukan tersebut kala menjabat merupakan kepentingan yang tak begitu baik bagi Inggris.”
Selain itu, Global Times menilai negara itu berupaya “menjilat” Amerika Serikat yang diklaim menolong London dari kekacauan kebijakan Brexit, sebutan saat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.
“Dengan harapan mengamankan perjanjian keamanan dengan AS agar bisa lepas dari kekacauan kebijakan Brexit yang diakibatkan sendiri oleh negara itu, bertindak tegas kepada China dilihat sebagai cara untuk membujuk Washington.”
(pwn/has)