Mantan Pelatih Tak Sangka Pemuda AS Tewas usai Diklat Navy SEAL

Mantan Pelatih Tak Sangka Pemuda AS Tewas usai Diklat Navy SEAL

Jakarta, CNN Indonesia

Mantan pelatih sepak bola Kyle Mullen, kandidat pasukan khusus Amerika Serikat, tak menyangka anak itu tewas usai menjalani pelatihan dan pendidikan Navy SEAL.

“Dia sudah menyelesaikan pelatihan, dan semuanya bagus,” kata sang pelatih, Ed Gurrieri, seperti dikutip 10 News, Senin (8/2).

Namun, Mullen meninggal usai menyelesaikan pelatihan dasar Basic Underwater Demolition/SEAL. Fase ini dikenal sebagai Hell Week atau pekan neraka, lantaran kekuatan fisik dan mental betul-betul diuji selama berhari-hari.

Mullen mengalami gejala fisik usai menyelesaikan pendidikan dasar Basic Underwater Demolition/SEAL itu. Tak hanya Mullen, satu kandidat lain juga dilaporkan mengalami cedera.

Mereka kemudian dilarikan ke Layanan Gawat Darurat. Gurrieri yakin, beberapa jam kemudian, ambulans ke barak untuk membawa kandidat lain yang cedera.

“Ambulans ke lokasi itu untuk mencoba dan menyelamatkan yang lain, dan saya pikir mereka (petugas medis) mengira Kyle tidur di ranjang,” ucap dia.

Gurrieri mengetahui kematian eks anak didiknya itu usai mendapat kabar dari ibu Mullen melalui SMS.

“Benar-benar hancur. Dia (Ibu Mullen) mengantarnya bolak-balik ke ke sekolah, lapangan, permainan, dan semuanya. Dia (Mullen) adalah dunianya,” ujar Gurrieri.

Sebelum meninggal, Mullen dan ibunya sempat berbincang-bincang di telepon, beberapa jam usai menyelesaikan pelatihan.

Banyak kerabat dan teman-teman Mullen berduka. Mereka juga bertanya-tanya penyebab kematian anak itu.

“Mereka mencari jawaban, sama seperti orang lain.Sedih, memang. Tak pernah berharap seseorang pergi di usia 24 tahun,” kata Gurrieri.

[Gambas:Video CNN]

Menurut pernyataan resmi Angkatan Laut Amerika Serikat, kematian Mullen masih dalam proses penyelidikan. Gurrieri yakin kondisi kesehatan Mullen sebelumnya sangat baik dan tak punya riwayat penyakit.

Gurrieri adalah pelatih sepak bola saat Kyle menjadi bintang lapangan di SMA Manalapan, New Jersey. Anak itu kemudian pindah ke Yale dan menjadi pemain bertahan All-Ivy.

Ia membeberkan saat Mullen masih di bawah asuhan dirinya.

“Dia adalah salah satu yang terbaik dari yang terbaik di dalam dan luar lapangan. Dia cerdas, sederhana, dan selalu membantu para pemain muda,” kata Gurrieri.

Usai merasa cukup di dunia sepak bola, Mullen memutuskan untuk mendaftar militer sebagai bentuk pengabdian diri kepada Amerika Serikat.

“Ia hanya merasa perlu untuk melayani negaranya. Itu lah pikiran dia,” ujar sang pelatih lagi.

(isa/has)


Scroll to Top