Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Foto/Dok/Humas ITS
Berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut Indonesia setiap tahunnya.
Baca juga: Ini 8 Jurusan Kuliah dengan Prospek Kerja Paling Menjanjikan bagi Wanita
Sampah plastik tersebut akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan berpotensi mengontaminasi biota laut. “Belum ada teknologi yang diterapkan pemerintah Indonesia dalam penanganan dan pengurangan mikroplastik,” ungkap Ketua Tim Arkilaus Bellinus Felle melalui siaran pers, Sabtu (4/12/2021).
Billy menjelaskan, filter karya timnya tersebut memanfaatkan gelombang akustik yang bersumber dari pengeras suara atau speaker. Gelombang akustik inilah yang akan mendorong partikel-partikel mikroplastik, sehingga dapat terseparasi dari air laut.
“Karena ukurannya sangat kecil sehingga dibutuhkan metode khusus dalam penyaringan partikel mikroplastik,” jelasnya.
Baca juga: 5 Persiapan Lulus Kuliah yang Mahasiswa Wajib Tahu
Alat ini mampu menyaring semua jenis dan bentuk mikroplastik yang terkandung dalam air laut maupun air tawar. Dengan memanfaatkan teknologi gelombang akustik, alat ini tidak lagi memerlukan saringan mekanis sehingga tak perlu membersihkan filter secara berkala dan pemakaian lebih tahan lama.
“Inovasi ini mewujudkan poin 14 SDGs (Sustainable Development Goals) tentang menjaga ekosistem laut,” ucap salah satu wisudawan ITS pada Oktober lalu ini.