Seorang mafia Italia yang membunuh 100 orang dengan keji, Giovanni Brusca, bebas usai mendekam di penjara selama 25 tahun.
Sejumlah media Italia yang dikutip Reuters melaporkan bahwa Brusca bebas bersyarat selama empat tahun.
Kepala jaksa anti-mafia Italia, Federico Cafiero De Raho, mengatakan bahwa Brusca bisa bebas setelah membantu aparat memberikan berbagai informasi penting mengenai kelompok Cosa Nostra.
Klan Cosa Nostra tersebut melancarkan serangkaian serangan bom di Italia sepanjang dekade 1980 hingga 1990-an.
“Terlepas dari kejahatannya, ada pula kolaborasi. Jangan lupakan bahwa ia memberikan informasi mengenai pengeboman di Sisilia dan Italia,” ucap De Raho kepada Reuters.
Pembebasan Brusca ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk para politikus di Italia sendiri.
“Ini bukan ‘keadilan’ yang seharusnya didapatkan warga Italia,” ujar kepala Partai Lega, Matteo Salvini.
Tak hanya politikus, para keluarga korban pembunuhan Brusca juga melontarkan protes keras atas pembebasan pria tersebut.
“Dia berkolaborasi dalam proses peradilan demi mendapatkan keuntungan, bukan pilihan personal,” tutur janda polisi korban aksi Brusca, Rosaria Costa.
Brusca memang sudah beberapa kali berkolaborasi dengan aparat Italia untuk membongkar berbagai sindikat kejahatan di negara itu.
Ia sendiri ditahan pada 1996 lalu, sekitar empat tahun setelah melancarkan serangan bom yang menargetkan seorang hakim bernama Giovanni Falcone pada 1992.
Akibat serangan bom itu, empat orang tewas, yaitu Falcone, istrinya, dan tiga petugas kepolisian yang sedang bertugas.
Dalam persidangan, Brusca mengaku bersalah atas pembunuhan 100 orang, termasuk seorang bocah 14 tahun bernama Giuseppe Di Matteo.
Kasus Giuseppe Di Matteo ini menarik perhatian publik karena jasadnya dilarutkan dengan cairan asam.
(has)