Sejumlah guru honorer K2 mengaku tak dapat formasi meski sudah lolos passing grade seleksi kompetensi dasar dalam PPPK Tahap 1. Beberapa honorer mengaku kesulitan ketika harus berebut formasi di daerah.
Sodikin (41,) guru honorer SD berstatus K2 asal Karawang mengatakan dirinya tak lolos formasi guru di sekolahnya. Dia juga tak mendapat nilai afirmasi tambahan karena usianya belum 50 tahun, meski sudah belasan tahun mengabdi sebagai guru.
“Saya termasuk yang tidak lolos seleksi, kami harap, Mas Menteri menepati janji terkait rekrutmen 1 juta PPPK guru untuk honorer terutama honorer K2,” kata Sodikin saat dihubungi, Senin (11/10).
Sodikin mengatakan banyak rekan sesama honorernya yang tak lolos formasi meski sudah lolos seleksi tes kompetensi dasar. Hal itu dikarenakan hanya sedikit formasi guru yang dibuka di satu sekolah.
Di Karawang sendiri, hanya 660 formasi guru PPPK dibuka. Sementara pelamar mencapai 5.000 orang, 800 orang di antaranya merupakan guru K2 dan 4.200 orang lainnya merupakan non K-2.
“Permohonan kami sederhana saja, luluskan semua guru peserta seleksi ASN PPPK yang sudah memenuhi passing grade, jangan menggunakan formasi dan kuota,” katanya.
Ahmad (53) dari Garut juga tak mendapat formasi meski sudah lolos secara afirmasi. Ahmad dan sesama guru honorer lainnya mengatakan bakal mendatangi kantor DPRD Garut untuk menyampaikan keluh kesahnya dalam proses seleksi PPPK guru 2021.
Pasalnya, ia dan guru honorer sepuh lainnya bakal semakin sulit jika harus mengikuti seleksi PPPK tahap II saat harus bersaing juga dengan guru swasta.
“Besok di Garut bakal ada aksi di DPRD minta jangan ada seleksi ke lansia honorer K2, kalau di tes terus bagi yang usia tua hasilnya tetap akan sama,” kata Ahmad.
Sebelumnya Kemendikbudristek mengumumkan sebanyak 173.329 peserta lolos seleksi tahap I PPPK guru dan akan segera dilantik. Dalam seleksi pertama ini, pemerintah memberikan afirmasi 100 persen pada guru honorer berusia 50 tahun.
Namun meski demikian, guru honorer K2 sepuh itu masih harus bersaing mendapat formasi guru di sekolah yang dituju meski lolos passing grade.
Mendikbudristek Nadiem Makarim juga mengaku bahwa hanya 506 ribu formasi yang dibuka pada seleksi tahap I. Jumlah ini hanya setengah dari janji Nadiem yakni mengangkat 1 juta guru honorer dengan mekanisme seleksi PPPK.
“Formasi itu harus datang dari daerah, dan daerah mengajukan 506.252 formasi. Jadi ini untuk memperjelas bahwa Pemerintah Pusat sudah menyediakan formasi 1 juta lebih tapi yang diajukan pemda hanya setengah,” kata Nadiem.
(mln/wis)