Suara.com – Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke level Rp 15.672,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (25/11/2022).
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 7,5 poin atau 0,05 persen ke Rp 15.672,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,95 persen ke 105,87.
Pergerakan ini juga sejalan dengan nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) yang berada di level Rp 15.668 per dolar AS, melemah 0,13 persen dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.647 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran atas memburuknya kondisi COVID-19 di China merusak sentimen.
Baca Juga:
CEK FAKTA: Beredar di Indonesia Uang Baru Nominal Rp 1 Juta, Benarkah?
“Perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus Covid-19 harian, yang melihat penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar dan juga memicu keresahan publik,” kata Ibrahim dalam analisanya.
Sentimen lainnya kata dia datang dari risalah pertemuan November Federal Reserve yang menunjukkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang.
“Beberapa anggota Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil untuk mengukur dampak ekonomi dari kenaikan tajam suku bunga tahun ini,” ujarnya.
Ibrahim menuturkan pasar secara luas mengharapkan bank untuk menaikkan sebesar 50 basis poin pada bulan Desember, meskipun kenaikan selanjutnya kemungkinan akan ditentukan oleh lintasan inflasi AS.
“Kenaikan suku bunga AS yang lebih kecil positif untuk mata uang Asia, karena memberi bank sentral regional lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan dan menyesuaikan kecepatan dengan Fed. Tetapi pasar masih tetap tidak yakin kapan suku bunga AS akan mencapai puncaknya,” katanya.
Baca Juga:
Sri Mulyani Khawatir Nilai Tukar Rupiah Makin Keok Tahun Depan, Bisa Tembus Rp 16.000?