LBH Jakarta Buka Pos Pengaduan, Guru Honorer Korban Pemberhentian Sepihak Bakal Melawan

LBH Jakarta Buka Pos Pengaduan, Guru Honorer Korban Pemberhentian Sepihak Bakal Melawan

LBH Jakarta Buka Pos Pengaduan, Guru Honorer Korban Pemberhentian Sepihak Bakal Melawan

loading…

LBH Jakarta membuka Pos Pengaduan bagi guru honorer yang menjadi korban pemberhentian sepihak Disdik DKI Jakarta atas kebijakan Cleansing. Foto/SINDOnews.

JAKARTA – LBH Jakarta membuka Pos Pengaduan bagi guru honorer yang menjadi korban pemberhentian sepihak Disdik DKI Jakarta atas kebijakan Cleansing. Para guru yang menjadi korban pun hadir dan menyatakan perlawanannya atas pemberhentian sepihak itu.

Baca juga: Ratusan Guru Honorer Diberhentikan Sepihak, Disdik DKI Buka Suara

“Agar lebih sistematis, kami pikir penting tuk membuat kanal pengaduan yang nantinya bisa memfasilitasi kawan-kawan guru honorer tuk mengadukan apa yang jadi persoalannya, apa yang menjadi dampak dari kebijakan cleansing ini,” ujar Pengacara LBH Jakarta, Muhammad Fadhil Alfathan pada wartawan, Rabu (17/7/2024).

Menurutnya, kegiatan pada Rabu (17/7/2024) ini merupakan rangkaian dari hari sebelumnya, yang mana LBH Jakarta menerima perwakilan guru honorer di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Mereka datang mengadukan permasalahan yang terjadi saat ini, yaitu adanya PHK masal akibat kebijakan Cleansing.

Baca juga: Puluhan Guru Honorer di Jakarta Syok, Dikabari Berhenti Mengajar pada Hari Pertama Masuk Sekolah

“Nah dari situ kami melihat ada pola yang belum bisa dikatakan beraturan, dan kami menilai di sini seperti ada potensi sebaran korban maupun sebaran dampak yang meluas,” tuturnya.

Dia menambahkan, kanal pengaduan tersebut salah satunya bisa diakses oleh para guru honorer yang terdampak kebijakan Cleansing tersebut melalui tautan yang disediakan LBH Jakarta.

Baca juga: Gaji Guru Honorer Masih Rendah, 74 Persen Dibayar di Bawah Rp2 Juta per Bulan

Sementara itu, para guru yang hadir dalam kegiatan tersebut dan mengadukan persoalan yang tengah dihadapinya itu, menyatakan perlawanannya. Dari belasan guru yang hadir, tiga diantaranya AN, V, dan V.

“Para Guru angkat tangan kiri kita, kami kami guru honorer se-Indonesia adalah satu. Tidak ada perbedaan di antara kami, dan kami tak mengenal kata menyerah, hanya ada satu kata, lawan, lawan, lawan,” kata salah satu guru diikuti belasan guru lainnya yang hadir.

(nnz)

Scroll to Top