Dua maskapai Amerika Serikat, United Airlines dan Delta Airlines, masing-masing telah membatalkan total 200 penerbangan di malam Natal, Jumat (24/12), karena banyak pekerja dan kru terinfeksi Covid-19.
United Airlines yang berbasis di Chicago membatalkan 120 penerbanan hari ini, sementara Delta Airlines yang berbasis di Atlanta telah membatalkan sedikitnya 90 penerbangan.
Kedua maskapai menuturkan berupa menghubungi para penumpang yang batal terbang supaya tidak terdampar di bandara.
“Lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron nasional pekan ini berdampak langsung pada kru penerbangan kami dan para pekerja lainnya yang mengoperasikan maskapai kami,” kata United Airlines melalui pernyataan seperti dikutip Reuters.
“Akibatnya, dengan perasaan menyesal kami harus membatalkan beberapa penerbangan dan memberitahu penumpang yang terkena dampak sebelum mereka tiba di bandara,” bunyi pernyataan maskapai itu menambahkan.
Sementara itu, Delta Air Lines menyampaikan pihaknya telah “kehabisan opsi dan sumber daya, termasuk mengubah rute dan mengganti pesawat dan kru-nya untuk melakukan penerbangan terjadwal” sebelum membatalkan penerbangan.
Delta juga menyinggung potensi cuaca buruk dan dampak varian Omicron sebagai penyebab pembatalan penerbangan ini.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Delta Ed Bastian sempat meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) untuk melonggarkan kebijakan karantina bagi individu yang terdampak infeksi Covid-19. Ia meminta waktu isolasi dipotong dari sepuluh hari menjadi lima hari.
Varian Omicron memang kian merajalela di AS hingga menggeser varian Delta yang semua mendominasi kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam.
Lebih dari 73 persen kasus baru infeksi Covid-19 di AS disebabkan oleh varian Omicron.
Per Sabtu (18/12), Omicron menyumbang 73,2 persen kasus baru infeksi virus corona di AS, sementara varian Delta hanya 26,6 persen.
Angka ini berbeda jauh dengan yang terjadi pada pekan sebelumnya hingga Sabtu (11/12). Kala itu, Omicron diprediksi menjadi biang kerok atas 12,6 persen virus yang beredar, sementara Delta masih dominan di angka 87 persen.
varian Omicron telah terdeteksi di setidaknya 47 negara bagian AS sampai pada Senin (20/12). Tak hanya itu, wilayah AS juga harus berhadapan dengan infeksi varian Delta yang sempat menjadi biang kerok kasus Covid-19 dunia
Kepala Scripps Research Translational Institute, Dr. Eric Topo mengatakan, walaupun berbagai negara juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron, AS mengalami lonjakan infeksi yang ‘luar biasa di waktu yang cepat.’
(pwn/rds)