Wali kota Motyzhyn di Ukraina, Olga Sukhenko, beserta suami, dan anaknya tewas dalam kondisi tangan terikat di sebelah barat Kyiv.
Berikut kronologi wali kota di dekat Kyiv ditemukan tewas terikat bersama suami dan anak-anaknya usai Rusia menarik mundur pasukannya dari sana.
Menurut kesaksian warga, pasukan Rusia menculik keluarga Sukhenko pada 24 Maret lalu dari kediamannya di desa Mothyzyn.
Penculikan itu terjadi usai mereka menolak bekerja sama dengan pasukan Moskow.
Pemerintah Ukraina kemudian menemukan jenazah keluarga Sukhenko pada Sabtu (2/4) dengan setengah terkubur di hutan pinus, demikian dikutip National World.
Insiden itu juga terjadi tak lama usai Rusia mengklaim akan menarik pasukan dan mengurangi serangan di ibu kota Ukraina, Kyiv dan Chernihiv.
Selain di kota Motyzhyn, pihak berwenang Ukraina menemukan 410 jenazah di jalan-jalan dekat kota Kyiv, termasuk di Bucha.
“Saat ini 410 jenazah warga sipil yang terbunuh telah dievakuasi dari sekitar kawasan Kyiv,” kata Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venedyktova, melalui Facebook, Minggu (3/4), seperti dikutip media lokal, Ukrinform.
Venedyktova dan tim jaksa mengetahui fakta ini setelah mereka bisa memasuki sejumlah wilayah dekat Kyiv, seperti Bucha, Irpin, dan Hostomel untuk pertama kalinya setelah Rusia hengkang.
Banyak pihak yang menduga mereka tewas imbas serangan pasukan Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenky, sampai-sampai geram dan mengutuk kejadian itu.
Ratusan orang dibunuh. Warga sipil disiksa dan dieksekusi. Jenazah-jenazah berada di jalan. Area ranjau, bahkan ada jasad orang meninggal di ranjau,” kata dia.
Ia bahkan menyebut tindakan itu sebagai genosida. Zelensky kemudian menuntut pemerintah Rusia bertanggung jawab atas serangan militer di negaranya.
“Dunia sudah melihat banyak kejahatan perang, di waktu berbeda, di berbagai belahan dunia. Ini saat untuk melakukan segala sesuatu guna membuat kejahatan perang militer Rusia jadi manifestasi terakhir kejahatan semacam itu di muka bumi,” kata Zelensky pada Minggu (3/4).
(isa/bac)