Jakarta, CNN Indonesia —
Korea Utara kini diberitakan mengalami kekurangan ban. Krisis tersebut membuat kendaraan bermotor di negara itu mangkrak tak terpakai sehingga sejumlah kegiatan tak bisa beroperasi normal.
Mobil merupakan pemandangan yang relatif langka di Korut, terlebih di luar ibu kota Pyongyang. Meski demikian, beberapa masyarakat tajir negara itu memiliki mobil.
Di sisi lain, mobil yang berada di Korut kebanyakan merupakan milik militer atau perusahaan pemerintah, dikutip dari Radio Free Asia.
Kekurangan ban ini merupakan salah satu dampak dari penutupan jalur perdagangan antara China dan Korut akibat pandemi Covid-19. Beberapa sumber menuturkan produksi ban jarang ditemukan di Korut dan impor ban kini tak bisa dilakukan.
“Ban baru sangat jarang dan bahkan ban yang telah digunakan jarang ditemukan,” kata seorang pejabat administrasi di perusahaan transportasi di provinsi Hamgyong Utara, yang meminta identitasnya tak diungkapkan, mengatakan pada Radio Free Asia, Minggu (9/1).
“Kekurangan ban pernah terjadi di masa lalu, tetapi sangat sulit menemukan ban saat ini. Mirip seperti kesulitan di Maret (1994-1998)”, tutur sumber ini lagi. Kala itu, Korut dilanda kelaparan dan krisis ekonomi yang membuat jutaan warga meninggal dunia.
Sumber ini juga menuturkan dua dari empat mobil yang dimiliki perusahaannya tak dapat digunakan karena kekurangan ban.
“Para sopir menggunakan ban yang sama sampai permukaannya rusak dan berkilat, bahkan wajar bila mereka menggunakan kembali ban yang sudah dipakai atau yang sobek, melapisinya dengan ban bekas,” tuturnya.
“Terkadang, mereka harus menyesuaikan kembali sudut ban karena ban yang digunakan seringkali lebih kecil ataupun lebih besar dari spesifikasi kendaraan,” cerita sumber tersebut.
Sumber ini juga mengatakan ia tak pernah melihat ban baru diproduksi secara lokal. Mendapatkan ban baru dari luar negeri juga sangat sulit karena Korut-China masih menutup perbatasan mereka.
Lanjut baca di halaman berikutnya…