Korea Selatan semakin takut ancaman Korea Utara yang menjadi-jadi dengan serangkaian uji coba rudal oleh negara itu.
Korsel pun meminta bantuan “kerja sama aktif” dengan China dan Rusia untuk mencegah Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal.
Kementerian luar negeri melaporkan utusan nuklir Korea Selatan, Kim Gunn, pada Senin (21/11) bicara dengan duta besar China dan Rusia di Seoul. Utusan itu meminta kedua negara membantu untuk meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas “provokasinya”.
Pertemuan Dewan Keamanan itu sebelumnya dijadwalkan atas permintaan Amerika Serikat setelah Korut pekan lalu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang disebut mampu mencapai daratan AS.
“Kim meminta kerja sama aktif dari China dan Rusia, anggota tetap Dewan Keamanan, dan agar mereka memainkan peran konstruktif untuk menahan Korea Utara dari provokasi lebih lanjut dan membuatnya kembali melakukan dialog,” demikian pernyataan kementerian luar negeri, seperti dikutip Reuters.
Korea Utara sebelumnya meluncurkan rudal balistik dalam jumlah yang terlampau banyak dan belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.
Washington memperingatkan bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba bom nuklir pertama sejak 2017 kapanpun mereka mau.
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan mengatakan bahwa Beijing memiliki kewajiban untuk mencoba bicara dengan Korut agar tidak melanjutkan uji coba nuklir.
Seorang pejabat senior pemerintah AS awal bulan ini juga mengatakan bahwa Washington yakin China dan Rusia memiliki pengaruh untuk membujuk Korut agar tidak melanjutkan uji coba bom nuklir mereka.
(blq/bac)