Makassar, CNN Indonesia —
Empat peserta pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) tarik tambang yang digelar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) yang turut menjadi korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar.
Satu korban mengalami luka parah di bagian kepala dan tulang.
Dalam peristiwa maut di kegiatan rekor MURI tarik tambang IKA Unhas itu ada satu orang peserta yang meninggal. Korban atas nama Masyita tewas setelah kepalanya terbentur beton pembatas jalan saat tali tambang putus.
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar sempat merawat empat korban tarik tambang maut IKA Unhas, termasuk korban meninggal dunia, Masyita dan satu korban luka bernama Jumriati (51) harus dirujuk ke Rumah Sakit Siloam.
Satu korban bernama Nursalmi masih menjalani perawatan karena menderita luka di bagian kepala dan kaki yang harus ditangani oleh dokter bedah syaraf serta bedah tulang. Nursalmi merupakan pegawai Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar yang menjadi peserta pemecahan rekor MURI tarik tambang IKA Unhas yang digelar Minggu (18/12) kemarin.
“Korban tidak sadarkan diri. Korban sempat pegang talinya tiba-tiba dia terseret, makanya banyak luka-luka di mukanya dan di badannya,” kata salah satu kerabat Nursalmi, Muria, Senin (19/12).
Menurut Muria saat ini biaya pengobatan korban di rumah sakit telah ditangani pihak kelurahan. Keluarga korban berharap agar korban tarik tambang maut tersebut mendapatkan perawatan maksimal dan bisa segera sembuh.
“Katanya sudah ditangani dari pak lurah. Kita berharap agar korban bisa segera sembuh,” imbuhnya.
Pemakaman korban tewas tarik tambang IKA Unhas
Sementara itu korban tewas tarik tambang maut, Masyita, telah dimakamkan di Pemakaman Umum Panaikang.
Masyita merupakan salah satu ketua RT di Jalan Kelapa Tiga, Kelurahan Balla Parang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ia juga anak ke 6 dari 12 bersaudara.
Kakak korban, Ridwan mengatakan saudaranya di lingkungan masyarakat dikenal sebagai sosok yang baik. Namun, pihak keluarga tidak ingin menyalahkan siapa pun dari insiden tarik tambang maut yang menyebabkan Masyita meninggal dunia.
“Kalau masalah kejadian ini kita tidak bisa salahkan siapa pun, karena ini musibah,” kata Ridwan usai pemakaman korban, Senin.
Dalam kejadian ini, kata Ridwan pihak keluarga sudah ikhlas dan meminta masyarakat untuk tidak lagi membesar-besarkan masalah tersebut.
“Kalau masalah kejadian, saya belum paham betul. Karena yang beredar itu di media dan di sosmed, karena melihat melalui itu kami kayak bagaimana. Kami tidak bisa bayangkan, karena belum pasti. Karena berubah-ubah,” ungkapnya.
Sementara itu, karena peristiwa tarik tambang IKA Unhas telah menimbulkan korban, bahkan korban tewas, kepolisian pun melakukan penyelidikan dugaan ada pelanggaran tindak pidana.
Kapolsek Ujung Pandang, Kompol Syarifuddin mengatakan kasus tersebut telah ditangani pihak Polrestabes Makassar.
“Penanganan di Polrestabes,” kata Syarifuddin kepada CNNIndonesia.com.
Namun hingga saat ini, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Reonald Simanjuntak yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban perkembangan dari kasus tersebut.
Sebelumnya, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto yang mengklaim bahwa pihak panitia pelaksana telah menggantongi izin kegiatan.
“Ada (surat izin kegiatannya),” kata Budhi.
Meski demikian, kata Budhi, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan insiden tarik tambang maut yang menyebabkan satu peserta tewas dan belasan lainnya luka-luka.
“Peristiwa yang mengakibatkan orang meninggal pasti kita lakukan penyelidikan,” jelasnya.
Sebelumnya, Kapolsek Ujung Pandang KOmpol Syarifuddin mengaku pihaknya tidak menerima permintaan izin keramaian kegiatan tarik tambang yang melibatkan sekitar 5000 orang.
“Kegiatan ini sebenarnya kita tidak tau karena tidak pemberitahuan ke pihak kepolisian,” kata Syarifuddin saat ditemui di lokasi, Minggu (18/12).
Menurut Syarifuddin bahwa kegiatan yang ada di sepanjang Jalan Jendral Sudirman hanya acara car free day yang biasa dilakukan masyarakat Makassar saban Minggu.
“Jadi kegiatan tadi yang sebenarnya kita tahu itu kegiatan car free day yang rutin dilaksanakan di Jalan poros Sudirman, namun dalam kegiatan itu ada kegiatan tarik tambang,” tuturnya.
Seharusnya kata Syarifuddin, kegiatan yang melibatkan banyak orang pihak panitia pelaksana melaporkan rencana kegiatannya jauh-jauh hari sebelum acaranya dilaksanakan. Sehingga pihaknya bisa menempatkan personel pengaman di titik-titik lokasi acara.
Lomba tarik tambang yang menghadirkan sekitar 5.000 peserta baik dari alumni Unhas maupun warga Makassar dengan panjang tali tambak tersebut sekitar tali 1.540 meter yang terbentang dari Jalan Ratulangi hingga Jalan Jendral Sudirman.
Peserta kemudian dibagi menjadi dua tim untuk saling bertanding, yakni 2.500 melawan 2.500 orang. Insiden itu terjadi saat tali yang membentang keras itu terputus hingga menimbulkan sejumlah korban, bahkan korban jiwa.
(mir/kid)