Kisah Luthfi Ridzki Fakhrian, Raih IPK 3,95 Sukses Jadi Co-Founder dan Vice Chairman

Kisah Luthfi Ridzki Fakhrian, Raih IPK 3,95 Sukses Jadi Co-Founder dan Vice Chairman

loading…

Luthfi Ridzki Fakhrian bersama kedua orang tuanya usai wisuda di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Fotot/Dok. SINDOnews

JAKARTA – Luthfi Ridzki Fakhrian berhasil meraih prestasi luar biasa di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 3,95 tahun akademik 2023/2024. Tidak hanya sukses di bidang akademik, mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) itu kini menjabat sebagai co-founder serta vice chairman di sebuah organisasi inovatif.

Saat menjabat ketua BEM FIS, Luthfi menunjukkan kepemimpinan luar biasa. Mengembangkan berbagai program yang memperkaya pengalaman mahasiswa dan meningkatkan kualitas kehidupan kampus. Kepemimpinannya membawa perubahan positif dan mendorong keterlibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan sosial dan akademik.

Setelah lulus dengan IPK tertinggi, Luthfi melanjutkan perjalanan profesionalnya dengan mendirikan dan memimpin sebuah organisasi. Sebagai co-founder dan vice chairman, dia terus menerapkan prinsip kepemimpinan dan inovasi yang dia pelajari selama masa kuliahnya.

Kisah Luthfi Ridzki Fakhrian, Raih IPK 3,95 Sukses Jadi Co-Founder dan Vice Chairman

“Pengalaman saya sebagai ketua BEM sangat berharga dalam membentuk kemampuan manajerial dan kepemimpinan saya. Saya berusaha untuk membawa nilai-nilai tersebut ke dalam peran saya sekarang dan menciptakan dampak positif melalui organisasi kami,” katanya, Kamis (19/9/2024).

Luthfi menambahkan transisi dari dunia akademik ke dunia profesional memerlukan adaptasi dan dedikasi. Namun dengan pengalaman kepemimpinan dan studi yang solid, dia merasa siap untuk menghadapi tantangan baru. “Kesuksesan akademik adalah fondasi yang kuat, namun kemampuan untuk menerapkan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata adalah kunci untuk mencapai hasil yang lebih besar,” ujarnya.

Dengan pencapaian itu, Luthfi membuktikan bahwa dedikasi dalam akademik dan kepemimpinan dapat saling melengkapi dan menghasilkan kesuksesan yang signifikan di berbagai bidang. Kisahnya menginspirasi banyak orang untuk mengejar ambisi mereka dengan tekad dan semangat.

(poe)

Scroll to Top