Kenapa Rusia Ngebet Kuasai PLTN Zaporizhzhia dari Ukraina?

Kenapa Rusia Ngebet Kuasai PLTN Zaporizhzhia dari Ukraina?

Jakarta, CNN Indonesia

Pasukan Rusia berhasil menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia pada Jumat (4/3). Ini merupakan PLTN pertama yang dikuasai Rusia setelah sebelumnya berhasil mengambil alih reaktor nuklir Chernobyl.

Kenapa Rusia begitu ngotot menguasai Zaporizhzhia di Ukraina Selatan?

Kedudukan PLTN Zaporizhzhia sebagai pembangkit listrik nuklir terbesar di Eropa menarik perhatian Rusia. Rusia memutuskan menyerang PLTN tersebut demi bisa memutus suplai energi listrik Ukraina.

“Sekarang, pembangkit nuklir ini menjadi sumber hampir setengah suplai energi Ukraina, dan pembangkit ini yang paling besar. Jadi jelas saja ini akan menjadi perhatian Rusia. IAEA juga sangat khawatir ini (PLTN) akan menjadi target bagi pasukan Rusia, dan mereka terus berkomunikasi dengan operator PLTN,” kata koresponden sains NPR, Geoff Brumfiel.

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky, menilai Rusia sedang berupaya melakukan teror nuklir dan mengulangi bencana Chernobyl.

“Tidak ada negara selain Rusia yang pernah menembak unit pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini pertama kalinya dalam sejarah kami, dalam sejarah umat manusia. Negara teroris ini sedang menggunakan teror nuklir,” kata Zelensky, dikutip AFP.

“Tank-tank Rusia yang dilengkapi pencitraan termal menembaki situs atom. Mereka tahu apa yang mereka tembak. Mereka telah bersiap untuk (serangan) ini,” tuturnya lagi.

Pentingnya PLTN Zaporizhzhia bagi Ukraina

Mengutip The Guardian, PLTN Zaporizhzhia merupakan pembangkit listrik nuklir terbesar di Eropa dan terbesar ke-9 di dunia. PLTN ini terletak di Enerhodar Ukraina dan berjarak sekitar 200 kilometer dari wilayah Donbas atau 550 kilometer dari Kyiv.

PLTN ini memiliki enam reaktor, yang masing-masing dapat membangkitkan listrik sebanyak 950 megawatt, dengan total mencapai 5.700 megawatt. Energi tersebut dapat digunakan untuk menyalakan listrik bagi sekitar empat juta rumah.

Kala situasi normal, PLTN ini memasok seperlima listrik di Ukraina. Selain itu, hampir setengah energi yang dihasilkan berasal dari fasilitas ini.

Saat Rusia mengambil alih reaktor nuklir ini, Ukraina terancam kehilangan sebagian besar energi listrik mereka.

Tak hanya itu, serangan terhadap reaktor nuklir sendiri sebetulnya berbahaya bagi penduduk Ukraina dan sekitarnya. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan ledakan di salah satu reaktor nuklir Ukraina dapat mengancam Eropa.

“Ada 15 reaktor nuklir di Ukraina. Jika salah satu dari mereka meledak, itu adalah akhir dari semua orang, akhir dari Eropa,” ujar Zelensky, dikutip dari CNN.

Masalah keamanan ini juga sempat disinggung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

“Keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir, dan nuklir serta bahan radioaktif lainnya, di Ukraina dalam keadaan apa pun tidak boleh terancam,” kata direktur IAEA, Rafael Mariano Grossi, dikutip dari The Boston Globe.

Sementara itu, pengamat menilai serangan di PLTN sendiri berpotensi memunculkan radiasi nuklir.

“PLTN ini tidak pernah dirancang untuk berada di zona perang dan mereka tidak bisa mengatasi kerentanan yang muncul akibat berada di zona penembakan,” kata direktur eksekutif Pusat Pendidikan Kebijakan Nonproliferasi, Henry Sokolski, kepada Al Jazeera.

“Jika mereka melakukan operasi militer di tempat itu atau di reaktor lain, sesuatu yang berkaitan dengan pusat energi atau kolam bahan bakar bekas akan mengeluarkan zat radioaktif dalam jumlah besar,” lanjutnya.

(lom/bac)

[Gambas:Video CNN]





Scroll to Top