Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku siap menghadapi potensi ancaman gelombang ketiga virus corona (covid-19) yang diprediksi sejumlah ahli kesehatan dan epidemiolog bisa terjadi pada akhir tahun.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah berbekal strategi pola pengendalian Covid-19 pada gelombang kedua pada Juni-Agustus lalu.
“Insya Allah [siap]. Tapi yang penting mencegah supaya kondisi yang baik seperti saat ini tetap terus bisa dipertahankan ya. Namun kita menyiapkan diri kita ya untuk kita menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus,” kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/10).
Adapun persiapan yang dimaksud di antaranya seperti pengoptimalan regulasi dan fasilitas dalam hal tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit, alat kesehatan yang meliputi bahan medis habis pakai (BMHP), obat-obatan, dan juga oksigen yang sempat menjadi masalah ‘besar’ pada lonjakan covid-19 pada Juni-Agustus 2021.
Kendati demikian, Nadia menilai alangkah baiknya baik pemerintah dan masyarakat berkolaborasi untuk mencegah potensi gelombang tiga covid-19 terjadi di Indonesia. Dia tetap meminta masyarakat untuk ikut bersinergi melalui disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Belajar dari gelombang di bulan Juli, tentunya terkait kesiapan kebutuhan sarana juga sudah ditambah, termasuk seperti penambahan oksigen generator di rumah sakit, tabung oksigen, ventilator, serta obat-obatan covid-19.
Lebih lanjut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes ini juga menjamin bahwa pemerintah tetap memaksimalkan strategi di hulu, seperti testing dan tracing yang masif, serta akselerasi pada program vaksinasi covid-19 di Tanah Air.
Nadia juga mengingatkan masyarakat, bahwa pemerintah telah memperluas penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu mode screening di sejumlah fasilitas publik. Dengan begitu, diharapkan mobilitas warga masih terus terkontrol.
“Dari hulu ini terus kita siapkan yang termasuk penggunaan aplikasi PeduliLindungi, termasuk penguatan testing dan juga tracing,” ujar Nadia.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sebelumnya mewanti-wanti segenap masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap penularan covid-19, kendati jumlah sebaran kasus covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito menyebut kewaspadaan juga harus ditambah mengingat Indonesia berpotensi ‘dihantam’ gelombang tiga covid-19 yang diprediksi terjadi akhir tahun 2021.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai ancaman gelombang ketiga covid-19 dapat bersifat lebih parah dari gelombang kedua covid-19 pada Juli lalu apabila target program vaksinasi virus corona (covid-19) di Indonesia gagal tercapai.
Windhu mengatakan, capaian vaksinasi covid-19 di Indonesia masih belum agresif dan maksimal lantaran baru 63.188.800 warga yang sudah menerima vaksinasi dua dosis, atau baru 30,34 persen dari sasaran 208.265.720 penduduk.
Windhu juga mewanti-wanti masih ada potensi imunitas warga menurun baik itu antibodi yang didapatkan melalui vaksinasi ataupun yang didapatkan secara infeksi alamiah. Ia kemudian memperkirakan, apabila memang mayoritas warga mendapat imunitas alamiah pada Juli lalu saat kasus sedang tinggi-tingginya.
(khr/ain)