Kasus Covid China Menggila 20 Ribu Sehari, Kenapa Masih Nol Kematian?

Kasus Covid China Menggila 20 Ribu Sehari, Kenapa Masih Nol Kematian?

Jakarta, CNN Indonesia

China melaporkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 20.472, Rabu (6/4). Ini merupakan kenaikan kasus tertinggi di China sejak awal pandemi.

Walaupun penambahan kasus mencapai 20 ribu, tidak ada kasus kematian baru yang dilaporkan pihak berwenang, dikutip dari AFP.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Dua pengamat soal pandemi di dunia mengungkapkan pendapat yang berbeda terkait nol kasus kematian di China akibat Covid-19.

Menurut Lu Xiang, peneliti di Chinese Academy of Social Science, angka kematian ini tak lepas pengaruhnya dari strategi nol-Covid yang diterapkan negara itu.

“Jika China menghentikan kebijakan nol-Covid mereka, angka kematian di sana mungkin bakal sepuluh kali lebih tinggi,” kata Lu pada Januari, dikutip dari Global Times.

Tak hanya itu, strategi nol-Covid China dianggap berhasil menekan angka penyebaran dan kematian akibat virus corona.

Beberapa pemimpin China melaporkan kurang dari 5.000 kematian akibat virus corona, sementara kematian di Amerika Serikat hampir mencapai satu juta, sebagaimana dilansir Time.

Mengutip CNN, China kerap melakukan penguncian (lockdown), memerintahkan kontak erat untuk dikarantina di tempat khusus, bahkan membangun rumah sakit darurat demi menekan peredaran virus corona.

Namun, dari studi yang dilakukan The Economist, Direktur Program Keuangan Kuantitatif dari Institut Teknologi Stevens, George Calhoun, menyimpulkan China melaporkan kurang dari 1 persen kasus kematian akibat Covid-19 di negaranya.

“China tampaknya telah melaporkan kurang dari 1 persen kasus kematian akibat Covid di negaranya. Dan ingat saja, hampir seluruh kematian yang dilaporkan China, setidaknya 97 persen di antaranya, datang dari periode 90 hari, untuk satu kota,” tulis Calhoun dalam Forbes.

The Economist sendiri membuat model untuk memperbaiki kesenjangan pelaporan kematian Covid-19. Kesenjangan itu dapat terjadi karena pencatatan yang buruk, kesalahan diagnosis, dan protokol pelaporan yang tidak lengkap. China sendiri tidak memasukkan kasus Covid-19 tanpa gejala dalam angka yang mereka rilis, ujar Calhoun.

Selain itu, salah satu wilayah China, Hong Kong, terus melaporkan penambahan kematian di atas 50 kasus dalam beberapa hari terakhir.

Pada Minggu (3/4), Hong Kong mencatat 3.709 kasus baru Covid-19 dengan 111 kematian. Esok harinya, kota itu melaporkan penambahan kasus Covid sebanyak 3.138 dengan 90 kematian.

Kemudian, Hong Kong mencatat kenaikan kasus Covid sebanyak 3.254, Selasa (5/4). Kematian akibat Covid di hari itu bertambah 87 kasus.

Bisa jadi, China sebetulnya tak melaporkan angka kematian sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

[Gambas:Video CNN]

(pwn/bac)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top