Suara.com – Kabar baik yang jangan sampai dilewatkan, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mengumumkan masyarakat umum sudah bisa lakukan vaksin booster kedua atau vaksinasi Covid-19 dosis keempat.
Kebijakan ini disampaikan langsung Jubir Kemenkes, dr. Syahril, bahwa vaksin booster kedua ini bisa dilakukan di seluruh layanan vaksinasi Covid-19, dan hanya bisa dilakukan jika sudah sejak 6 bulan lalu atau lebih menerima vaksin booster pertama.
“Kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi. Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga,” ujar dr. Muhammad Syahril melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (21/1/2023).
Bahkan vaksin booster kedua ini bisa didapatkan masyarakat tanpa perlu menunggu dapat tiket vaksi dosis keempat. Ini karena ditujukan untuk meningkatkan proteksi atau perlindungan masyarakat Indonesia dari Covid-19.
Baca Juga:
Viral Makanan Nasi Minyak, Kenali Bahaya Kesehatan Jika Terlalu Banyak Mengonsumsinya
“Dalam satu sampai dua minggu kedepan, masyarakat usia lebih dari 18 tahun sudah dapat vaksin booster kedua tanpa menunggu tiket atau undangan. Untuk pencatatan masih dilakukan manual sambil menunggu p-care dan peduli lindungi disiapkan,” jelas dr. Syahril.
Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/380/2023 Tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Ke-2 Bagi kelompok Masyarakat Umum, yang ditetapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit pada 20 Januari 2023.
Vaksinasi COVID-19 dosis booster kedua dapat diberikan kepada semua masyarakat umum atau usia 18 tahun ke atas, mulai 24 Januari 2023.
Berikut ini alternatif vaksin booster kedua yang bisa digunakan dan jadi pertimbangan tenaga kesehatan saat memvaksinasi:
1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac
Baca Juga:
Warga Sumedang Dilarang Konsumsi Ciki Ngebul, Dinkes: Bisa Sebabkan Keracunan
- AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)
- Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax
- Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml