Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pihaknya yakin China akan mencoba membuat kesepakatan dengan Taliban usai mengambil alih Afghanistan pertengahan Agustus lalu.
“China punya masalah yang nyata dengan Taliban. Jadi mereka akan coba membuat beberapa kesepakatan dengan Taliban,” kata Biden, saat ditanya kekhawatirannya mengenai potensi China mendanai kelompok itu, dikutip Reuters, Selasa (7/9).
Biden melanjutkan, “Saya yakin. Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu yang mereka lakukan sekarang.”
AS dan sekutunya di G7 sepakat akan bekerja sama soal tanggapan mereka terhadap Taliban. Tapi, Washington lebih dahulu memblokir akses Taliban ke cadangan anggaran Afghanistan, yang ada di Bank Federal Reserve New York.
Langkah itu dilakukan untuk memastikan Taliban menghormati hak-hak perempuan dan hukum internasional.
Namun para ahli mengatakan pengaruh ekonomi AS terhadap Afghanistan akan hilang, jika China, Rusia, atau negara lain memberikan dana kepada Taliban.
Tak mau kalah dengan G7, Italia selaku presiden G20, mencoba menggelar pertemuan virtual di Afghanistan, tetapi sejauh ini belum ada kepastian waktu pelaksanaan. Pertemuan ini semakin memperuncing perselisihan kedua kelompok itu.
Sementara itu, China melalui Penasihat Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan masyarakat internasional harus bekerja sama dengan Taliban.
China memang belum mengakui Taliban sebagai pemerintah baru, tapi Wang pernah menjamu kepala kantor politik Taliban -yang kini menjadi wakil perdana menteri sementara Afghanistan- Abdul Ghani Baradar pada Juli lalu.
Ia mengatakan dunia harus membimbing dan mendukung Afghanistan saat transisi ke pemerintahan baru, alih-alih memberikan lebih banyak tekanan padanya.
Kemarin, Selasa (7/9) Taliban mengumumkan pemerintahan sementara Afghanistan. Sejumlah anggota senior telah ditunjuk untuk menempati posisi strategis.
Mohammad Hassan Akhund ditunjuk sebagai perdana menteri sementara. Kemudian yang menempati wakil, mendampingi Hassan, adalah Mullah Abdul Ghani Barradar.
Sementara untuk menteri dalam negeri diduduki oleh Sirajuddin Haqqani. Ia tergabung dalam organisasi, yang mana kelompok itu masuk dalam daftar teroris versi AS.
(isa/bac)