loading…
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Foto: Dok/MNC Portal Indonesia
“Memang ada beberapa wilayah, nanti Pak Kadis menjelaskan, di DKI setidaknya sejak Januari sampai dengan April 2022 sudah ada 330 kebakaran di Jakarta,” kata Ariza usai menghadiri simulasi penanganan bencana kebakaran dan gempa bumi di Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022). Baca juga: Pengacara Terdakwa Kasus Kebakaran Kejagung: Penyebab Kebakaran Masih Tebak-tebak
Kompor gas dan korsleting listrik, kata dia, marak terjadi penyebab kebakaran di wilayah permukiman padat penduduk.
“Di Jakarta ini masih ada rumah rumah yang padat yang berpotensi terjadi kebakaran yang disebabkan oleh kompor gas dan korsleling listrik dan juga puntung rokok,” tambahnya.
Ariza meminta, warga Jakarta terutama yang tinggal di permukiman padat agar waspada terhadap kebocoran gas hingga colokan listrik adanya potensi korsleting listrik.
“Kami minta seluruh warga untuk waspada supaya hati hati dan sembarangan lagi membuang puntung rokok maupun kebocoran gas, atau juga colokan listrik potensi korsleting kabel-kabel yang rawan,” ujar Ariza. Baca juga: Korsleting Listrik Pemicu Kebakaran, Sehari 2 Rumah di Jakarta Timur Ludes
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) berkolaborasi dengan Universitas Indonesia melalui Unit Kerja Khusus Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Disaster Risk Reduction Center (DRRC) meluncurkan Buku Pedoman Pemetaan Risiko Kebakaran DKI Jakarta dan Sistem Informasi Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (e-RISPK). Adapun pelucuran buku sebagai hasil dari kerja sama Program Pemetaan Rawan Bencana Kebakaran di seluruh Wilayah Manajemen Kebakaran dan Penyelamatan (WMKP).
“Pemerintah DKI Jakarta berkomitmen untuk senantiasa memberikan perlindungan bagi masyarakat DKI dari Risiko Kebakaran. Permasalahan Kebakaran di DKI Jakarta memerlukan kerja sama antara Pemerintah DKI Jakarta dengan perguruan tinggi,” kata Kepala Dinas Gulkarmat Satriadi Gunawan dalam keterangannya.
(mhd)