Sabtu, 27 November 2021 – 18:05 WIB
Vicky Sunaryo. Foto: dok.pri – source for JPNN.com
jpnn.com, JAKARTA – Salah seorang kreator digital asal Bandung Vicky Sunaryo angkat bicara soal kurangnya milenial dan Gen Z merespons demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah minimum regional dalam beberapa hari terakhir.
Demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah seperti tak mendapat perhatian generasi yang lahir pada rentang waktu 1981-1995 dan 1996-2012 itu.
Salah satu indikasinya, isu-isu buruh tak banyak mendapat ekspos di media sosial. Padahal, kebijakan terkait penentuan UMR bakal berdampak kepada milenial yang bekerja di sektor formal.
Milenial dan Gen Z memang punya paradigma sendiri dalam memilih pekerjaan. Menurut Vicky, dua generasi itu tidak ingin sekadar bekerja, tetapi butuh tujuan, dan tujuan itu terkait dengan mimpi mereka.
“Milenial itu tak mau melihat pekerjaan sebagai kebutuhan, melainkan keinginan,” kata Vicky.
Pria yang juga key opinion leader (KOL) mengungkap data survei Talk Money to Me yang dilakukan kepada generasi milenial. Sebanyak 64 persen wanita dan 71 persen pria menerima pekerjaan jika itu benar-benar mereka inginkan.
Meski mendapat tawaran gaji lebih tinggi, mereka tetap mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.
Karena itu, tak heran banyak milenial yang memilih jadi pekerja lepas.
Demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah seperti tak mendapat perhatian milenial dan Gen Z. Mungkin ini sebabnya.