Jakarta, CNN Indonesia —
Amerika Serikat mengerahkan ribuan pasukan tambahan ke Timur Tengah, di tengah eskalasi konflik antara Israel dan milisi Hizbullah Lebanon.
Dilansir dari New York Times, Presiden Amerika Serikat Joe Biden disebut mengirim sekitar 2.000-3.000 pasukan lagi ke Timur Tengah ketika konflik bersenjata antara Israel dan Hizbullah semakin intens.
Kabar itu disampaikan Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon pada Senin (30/9).
Para pejabat Pentagon mengatakan ribuan pasukan tambahan ini dikerahkan untuk meningkatkan keamanan bagi 40 ribu prajurit AS yang sudah berada di wilayah tersebut. Para tentara juga dikirim untuk membantu pertahanan militer Israel.
Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menjelaskan ribuan pasukan tersebut bakal mencakup sejumlah skuadron tempur. Pejabat lain juga mengungkapkan beberapa jet dan pesawat tempur seperti F-15, F-16, F-22, dan A-10 akan dikirim guna menambah kemampuan udara AS di sana.
Saat ini, 40.000 tentara AS tersebar di sejumlah negara seperti Irak, Suriah, dan beberapa negara lain.
Pasukan AS ini bersiaga di Timur Tengah seiring dengan peluncuran invasi darat militer Israel ke Lebanon selatan pada Selasa (1/10).
Israel mengklaim serangan darat “terbatas” itu menyasar target-target dan infrastruktur Hizbullah yang terletak di desa-desa dekat perbatasan.
Target-target itu disebut menimbulkan ancaman langsung bagi masyarakat Israel utara, yang kini telah mengungsi.
Militer pun mengimbau warga Lebanon di perbatasan untuk mengungsi dan tidak mendekati wilayah selatan.
(blq/dna)