Jakarta, CNN Indonesia —
Badan-badan intelijen Amerika Serikat tengah mengulik data genetik dari laboratorium Wuhan, yang dianggap bisa menjadi kunci untuk mengungkap asal-usul virus corona penyebab Covid-19.
CNN melaporkan bahwa saat ini intelijen AS sudah mengantongi katalog informasi raksasa berisi cetak biru genetik sampel virus yang dipelajari di lab Wuhan, China, yang diyakini sebagai sumber Covid-19.
Namun, CNN tak mengetahui secara spesifik, bagaimana atau kapan badan intelijen AS ini memperoleh akses ke informasi tersebut.
Menurut salah satu sumber dalam laporan CNN, mesin yang digunakan dalam pembuatan dan pemrosesan data genetik semacam ini biasanya terhubung ke peladen (server) berbasis komputasi awan (cloud) eksternal. Artinya, data itu dapat diretas.
Setelah mendapatkan akses itu, menerjemahkan segunung data mentah ini menjadi informasi yang dapat digunakan juga menjadi tantangan tersendiri, termasuk kemampuan komputasi untuk memproses semuanya.
Tantangan Badan Intelijen AS
Untuk menerjemahkan data itu, badan intelijen mengandalkan komputer super di Laboratorium Nasional Kementerian Energi, yang merupakan kumpulan dari 17 lembaga penelitian elite pemerintah AS.
Selain itu, AS juga harus memiliki SDM yang mumpuni. Badan intelijen tentu membutuhkan ilmuwan pemerintah yang cukup terampil menafsirkan data genetik dan dapat menjamin keamanan informasi.
Selain itu, mereka juga harus dapat berbicara bahasa Mandarin, karena informasi tersebut ditulis dalam bahasa Cina dengan kosakata khusus.
“Jelas ada ilmuwan yang bersih (dari keamanan),” kata salah satu sumber dekat intelijen kepada CNN.
“Tapi yang berbahasa Mandarin yang bersih? Itu kemungkinan yang sangat kecil, dan bukan sembarang ilmuwan, tapi yang berspesialisasi. Jadi Anda bisa melihat betapa semuanya sangat sulit.”
Bagaimanapun, para pejabat berharap informasi ini akan membantu menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan virus berpindah dari hewan ke manusia.
Membuka misteri itu sangat penting untuk menentukan Covid-19 bocor dari laboratorium atau ditularkan ke manusia dari hewan di alam liar.
Para penyelidik, baik di dalam maupun di luar pemerintah, telah lama mencari data genetik dari 22 ribu sampel virus yang sedang dipelajari di Institut Virologi Wuhan.
Data itu dihapus dari internet oleh oknum China pada September 2019. Sejak saat itu, pemerintahan Xi Jinping menolak menyerahkan data genetik dan data mentah lainnya mengenai muasal virus corona ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan AS.
Keraguan Ilmuwan Intelijen Bisa Bongkar Misteri Corona