loading…
Kelompok tani binaan Mahasiswa UPER di daerah Lorong Karang Anyar, Plaju, Palembang panen sayuran hidroponik. Foto/Dok/Humas UPER
Kenam mahasiswa lintas program studi asal Palembang tersebut adalah: M. Agung Pradana (Prodi Manajemen); Ahmad Hardiyansyah (Prodi Teknik Kimia); Irdyna Syachira (Prodi Teknik sipil); Ismail Marosy (Prodi Teknik Sipil); Dewi Mirah Rezki (Prodi Teknik Geologi); dan Putri Monika Pratami (Prodi Teknik Logistik).
Baca juga: Kisah Inspiratif Soraya, Alumni Undip yang Sukses Berkarier Jadi Pilot
“Selain mencukupi kebutuhan pangan para anggota kelompok tani, kami juga menjual hasil panen ke masyarakat sekitar dengan harga yang relatif lebih murah. Kami juga dipercaya menyuplai kebutuhan sayuran ke salah satu hotel besar di Palembang, hingga mencapai delapan kilogram,” ungkap Ketua Tim M. Agung Pradana dalam keterangan pers, Selasa (26/7/2022).
Dalam bercocok tanam dengan metode hidroponik, Koordinator Lapangan, Ahmad Hardiyansyah menyebutkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mahasiswa UPER yang sudah memiliki ketertarikan dengan hidroponik sejak di bangku sekolah, merangkumnya sebagai berikut:
1. Pilih Sistem Hidroponik yang Terjangkau
Untuk pemula misalnya, menurut Hardiyansyah, sistem hidroponik yang bisa dipilih adalah sistem sumbu atau wicking.
“Sistem hidroponik ini dinilai paling cocok untuk pemula karena sederhana, murah, dan perawatannya mudah. Ditambah, tidak memerlukan alat khusus seperti pompa atau listrik,” terang Hardiyansyah.
Baca juga: Mahasiswa UI Lolos Pertukaran Pelajar ke Jepang untuk Belajar Saintek
Sementara itu, Hardiyansyah dan tim memilih sistem Nutrient Film Technique (NFT). Menurutnya, tujuan awal kelompoknya, selain untuk ketahanan pangan, juga ada keinginan untuk mengembangkan budidaya ke arah komersil.