Ini Bahaya Self Diagnose, Mencari Tahu Gejala Penyakit yang Dialami di Internet

Ini Bahaya Self Diagnose, Mencari Tahu Gejala Penyakit yang Dialami di Internet

Ini Bahaya Self Diagnose, Mencari Tahu Gejala Penyakit yang Dialami di Internet

Suara.com – Rasanya, hampir setiap orang pernah melakukan self diagnose, yaitu mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri. Paling sering, bertanya ke Google.

Meski amatlah wajar mencari informasi di internet, tapi kamu tetap perlu berhati-hati. Pasalnya, tidak semua jawaban yang kamu temukan di internet itu benar dan akurat.

Misalnya saja, ketika kamu merasa pusing dan tidak enak badan, lalu memutuskan mencari tahu gejala penyakit yang kamu alami di Google, akan muncul bermacam jawaban di sana. Tapi, yang kamu percaya satu: Kanker!

Setelah googling, kamu merasa yakin sedang menderita kanker. Padahal, kamu belum pernah memeriksakan penyakitmu ke dokter sama sekali.

Baca Juga:
6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Terpapar Covid-19

Tak hanya mengecek gejala penyakit fisik, self diagnose juga kerap dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.

Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv mengatakan, “Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka.”

Prita menambahkan bahwa sebenarnya kegiatan mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah. Tapi, jangan lupa cross-check. Caranya, bisa dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk mencari tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ, kamu bisa menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.

Nah, self-diagnose terkait kesehatan mental memiliki beberapa bahaya yang mungkin tidak disadari. Tidak percaya? Simak artikel ini untuk mengetahui alasan mengapa kamu sebaiknya tidak melakukan self-diagnose:

1. Self diagnose hanya membuat kamu panik
Pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya. Itulah mengapa lebih mudah bagimu untuk mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.

Baca Juga:
Penyebab Stres Paling Umum, dari Hubungan Toksik Sampai Pekerjaan

Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuatmu mengalami kepanikan yang tidak seharusnya terjadi. Kalau saja kamu lebih memilih berkonsultasi ke psikolog, kamu tidak akan merasa panik. Sebab psikolog profesional bisa menjelaskan kondisimu dengan baik tanpa menimbulkan kepanikan dan kecemasan.

Scroll to Top