Suara.com – Ilmuwan sudah mampu mengamati aktivitas otak yang terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) secara lebih rinci dari sebelumnya. Apabila sinyal saraf ini dapat diidentifikasi, artinya membuka peluang untuk mengatasinya.
Berdasarkan Science Alert, OCD memengaruhi hingga dua dari setiap 100 orang dewasa. Meski berbagai perawatan dan obat-obatan tersedia, diperkirakan 25% hingga 40% dapat menyebabkan pikiran mengganggu dan perilaku kompulsif, sehingga memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Dalam studi terbaru ini, tim peneliti mengidentifikasi pola di dalam bagian otak yang diperkirakan terkait dengan OCD, disebut cortico-striatal-thalamo-cortical (CSTC).
Cortico-striatal-thalamo-cortical (CSTC) merupakan sirkuit otak yang mengontrol eksekusi gerakan, pembentukan kebiasaan, dan penghargaan. Hiperaktivitas di jalur CSTC terlibat dalam gangguan OCD.
Baca Juga:
Gangguan Skoliosis: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengobati
Meski sudah menemukan hal ini, peneliti mengatakan bahwa penelitian ini masih tahap awal. Mereka belum mengetahui secara jelas arti dari sinyal tersebut atau bagaimana sinyal itu mungkin dimanipulasi.
Jadi, para peneliti mengatakan harus ada studi lanjutan terhadap lebih banyak peserta dan dilakukan dalam jangka waktu lebih lama.
OCD merupakan gangguan kompleks yang memengaruhi setiap pengidapnya secara berbeda dalam banyak cara. Itulah sebabnya pendekatan pengobatan yang dipersonalisasi bisa menjadi cara terbaik ke depannya.
Studi seperti ini juga dapat mengungkapkan bagaimana OCD mengendalikan otak serta menunjukkan bagaimana efek dari gangguan tersebut dapat dikurangi.
“Semakin baik kita memahami tanda saraf kesehatan dan penyakit, semakin besar peluang kita menggunakan DBS (perangkat stimulasi otak dalam) agar berhasil mengobati gangguan otak seperti OCD,” jelas ahli saraf Sameer Sheth dari Baylor College of Medicine Texas.
Baca Juga:
Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dilarikan Ke RS Karena Gangguan Usus, Apa Sebabnya?