Suara.com – Gunung Ile Ape, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa kali erupsi dengan intensitas rendah. Peristiwa itu terkahir kali terasa sekira pukul 17.00 WITA seusai Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi korban banjir dan longsor di sekitar kaki gunung pada Jumat (9/4/2021).
Jurnalis Suara.com, merasakan getaran akibat erupsi tersebut saat berada di dekat Posko Tim SAR gabungan yang terletak di antara Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Di sisi lain kepulan awan panas juga tampak terlihat di titik tersebut.
Berdasar keterangan warga sekitar, aktifitas Gunung Ile Ape akan lebih terlihat jelas di malam hari. Pandaran merah akan nampak terlihat di bagian atas gunung.
Baca Juga:
Tim SAR Gabungan Evakuasi 3 Korban Banjir dan Longsor Lembata
November 2020 lalu Gunung Ile Ape diketahui sempat erupsi besar. Ribuan warga di evakusi ke pusat Kabupeten Lembata.
Belum genap satu tahun, bencana kembali menimpa penduduk Kabupeten Lembata. Banjir bandang dan longsor menimpa beberapa pemukiman warga yang berbeda di kaki gunung pada Minggu (4/4) dini hari pekan kemarin.
Dua desa yang terdampak cukup parah dari bencana tersebut, yakni Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape dan Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur.
Sebanyak 18 korban meninggal dunia di Desa Amakaka telah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan. Sedangkan, sembilan lainnya berstatus dalam pencarian.
Sementara di Desa Waimatan total sudah 18 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi. Delapan lainnya berstatus dalam pencarian.
Baca Juga:
Sempat Dinyatakan Tewas, 3 Korban Banjir NTT Ditemukan Masih Hidup
Adapun, sebagian besar korban yang berhasil dievakuasi diduga tewas tertimbun material bebatuan alam besar dari Gunung Ile Ape saat tengah tertidur di rumahnya.