GoTo Edukasi Keuangan Digital di Ajang FEKDI 2022

GoTo Edukasi Keuangan Digital di Ajang FEKDI 2022

GoTo Edukasi Keuangan Digital di Ajang FEKDI 2022

Suara.com – GoTo Financial mendukung pelaksanaan G20 Indonesia dengan menghadirkan booth GoPay guna memberikan serangkaian edukasi seputar keuangan digital selama pergelaran Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022.

FEKDI 2022 menjadi melting pot bagi semua pemangku kepentingan untuk berkumpul dan berdiskusi seputar strategi percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui digitalisasi,” kata Group Head Compliance GoTo Financial Budi Gandasoebrata dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Acara ini, lanjutnya, menjadi kesempatan strategis bagi pihaknya untuk menggencarkan upaya edukasi seputar solusi yang ditawarkan layanan keuangan digital.

Budi yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam diskusi yang diadakan oleh FEKDI 2022, menyampaikan bahwa edukasi seputar keuangan digital dinilai penting dengan terus meningkatnya tren keuangan digital di tengah masyarakat.

Baca Juga:
Tokopedia Ungkap Tantangan Perusahaan Teknologi di Era Digital

Rangkaian edukasi yang dihadirkan oleh GoTo Group melalui GoPay di FEKDI 2022 pun beragam, mulai dari cara memanfaatkan layanan dan fitur GoPay untuk berbagai kebutuhan finansial, cara membuka rekening GoPay Jago melalui aplikasi Gojek, sosialisasi seputar Jaminan Saldo Kembali dari GoPay, hingga cara memanfaatkan GoPay Coins untuk berbagai keperluan.

“Selama FEKDI 2022 berlangsung, pengunjung tidak hanya berkesempatan mendengarkan berbagai diskusi yang menarik dan insightful dari para ahlinya seputar ekonomi dan keuangan digital. Namun, pengunjung juga bisa mendapatkan edukasi langsung dari para pemain industri, salah satunya termasuk GoPay,” ujar Budi.

FEKDI 2022 merupakan side event G20 Finance Track yang diadakan oleh Bank Indonesia dan Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian RI di Nusa Dua, Bali pada 11-15 Juli 2022.

Nilai perdagangan digital RI mencapai Rp 401 triliun pada 2021 seiring dengan meningkatnya tren belanja online dan pembayaran digital. Sebelumnya, laporan Google, Temasek, dan Bain & Company juga pernah memproyeksikan ekonomi internet Indonesia pada 2025 akan mencapai 146 miliar dolar AS.

Selain mempercepat pemulihan ekonomi, digitalisasi juga turut mendorong inklusi keuangan di tanah air. Survei Nasional Keuangan Inklusif pada 2021 mencatat kepemilikan akun sebesar 65,4 persen dan penggunaan produk serta layanan keuangan sebesar 83,6 persen.

Baca Juga:
Pakar Dukung Investasi Telkomsel di GoTo: Mustahil Hanya Diputuskan Direksi

Pada 2021, Bank Indonesia juga pernah menyampaikan bahwa jumlah adopsi kode terpadu Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mengalami peningkatan dari 5,8 juta menjadi 12 juta merchant dalam waktu kurang dari satu tahun (Desember 2020-Oktober 2021).

Scroll to Top