Suara.com – Sistem keamanan buatan Google untuk ponsel Android, Google Play Protect, disebut gagal memberikan perlindungan yang kompetitif ketimbang produk anti malware populer lainnya.
Google Play Store dikatakan hanya mendeteksi dua per tiga dari 20.000 aplikasi berbahaya, selama pengujian yang melibatkan 15 total aplikasi keamanan Android lainnya.
Sebagai perbandingan, aplikasi lain seperti Bitdefender, McAfee, NortonLifeLock, dan Trend Micro mampu menghasilkan tingkat deteksi hingga 100 persen.
Studi ini dilakukan oleh Lembaga Keamanan IT asal Jerman, AV-TEST.
Baca Juga:
Mulai September, Google Hapus Akun Pengembang Aplikasi yang Tak Aktif
Mereka melakukan studi ke aplikasi Android untuk melindungi pengguna dari serangan berbahaya.
Studi ini dilakukan selama enam bulan dari Januari dan Juni dan melibatkan aplikasi buatan perusahaan.
![Logo Google. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/22/29341-logo-google.jpg)
Seperti Google Play Protect (Google), Avast, AVG, Bitdefender, F-Secure, Kaspersky, NortonLifeLock, Trend Micro, dan lainnya.
Hasilnya, sembilan dari total 15 aplikasi mendapatkan skor tertinggi 18 dalam tes ketahanan.
Aplikasi tersebut dibuat oleh Avast, AVG, Bitdefender, F-Secure, G DATA, Kaspersky, McAfee, NortonLifeLock, dan Trend Micro.
Baca Juga:
Cara Keluar dari Akun Google dengan Mudah
Kemudian di bawahnya ada aplikasi dari Avira, Protected.net, securiON dan AhnLab dengan skor 17,8 hingga 17,1 poin.