Gempa Bumi Banten Goyang 11 Wilayah: Suster Tetap Tanggungjawab, Tak Mungkin Lari Tinggalkan Pasien di Gedung

Gempa Bumi Banten Goyang 11 Wilayah: Suster Tetap Tanggungjawab, Tak Mungkin Lari Tinggalkan Pasien di Gedung

Gempa Bumi Banten Goyang 11 Wilayah: Suster Tetap Tanggungjawab, Tak Mungkin Lari Tinggalkan Pasien di Gedung

Suara.com – Gempa bumi M 6.6 yang berpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (14/1/2022, sore, dirasakan masyarakat di sebelas wilayah di Indonesia. Mulai dari Kabupaten Pandeglang, Jakarta sampai Lampung Barat.

Masyarakat, terutama yang saat kejadian berada di lantai atas gedung bertingkat sudah pasti lebih merasakan goyangan gempa.

Di lantai tiga gedung A RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, misalnya, ketika terjadi gempa bumi yang pertama — yang berlangsung cukup lama dan kuat — sebagian pasien mengaku khawatir.

Mereka khawatir terjadi sesuatu jika gempa berlangsung terlalu lama.

Baca Juga:
Pukul 09.20 WIB Gempa Kembali Terjadi di Banten

Sebagian pasien memegang erat tepi ranjang. Sebagian lagi memegang tangan anggota keluarga.

Mereka berusaha menenangkan diri sambil berdoa.

Anggota keluarga tak kalah khawatir, tetapi tidak mungkin lari meninggalkan pasien yang mereka dampingi.

“Saya berusaha tidak panik agar tidak membuat panik yang lain,” kata Parantri, salah seorang anggota keluarga pasien.

Sebagian dari mereka saling berpegangan tangan dan memanjatkan doa agar semua berjalan dengan selamat.

Baca Juga:
Gempa Banten terasa Hingga ke Kabupaten Bogor, Sejumlah Bangunan Alami Kerusakan

Di luar kamar terdengar sebagian orang mengalami kepanikan. Terdengar mereka menuruni tangga darurat menuju area aman di halaman RS.

Saat terjadi gempa, sebagian suster sedang melayani pasien.

Mereka terlihat tenang sekali. Bahkan, suster-suster yang sedang memasukkan cairan lewat selang infus atau sedang memeriksa tensi darah pasien, tetap mengerjakan tugas tanpa panik.

“Tenang, tenang, ibu-ibu, bapak-bapak, jangan panik,” kata seorang suster di lantai tiga.

Goyangan semakin terasa dan suster terus berusaha menenangkan semua orang yang berada di dalam kamar rawat inap.

Terdengar ungkapan-ungkapan syukur setelah gempa selesai.

Seorang suster menjelaskan kenapa mereka tetap begitu tenang. Dia berkata suster harus tetap tenang apapun yang terjadi. Mereka ditugaskan untuk mendampingi pasien.

“Apa jadinya kalau suster lari, bagaimana pasiennya nanti,” kata dia.

Di area aman, di luar gedung bertingkat, dari atas terlihat banyak orang sudah berkumpul di sana.

Terjadi gempa susulan di Jakarta setelah itu, tetapi tak terasakan seperti gempa yang pertama.

Laporan BNPB menyebutkan sebanyak 257 unit rumah mengalami kerusakan akibat gempat di Kabupaten Pandeglang.

Kerusakan paling banyak di Kabupaten Pandeglang dengan total rumah rusak berat ada sebanyak 26 unit, rusak sedang 33 unit, rusak ringan 131 unit, termasuk 10 unit sekolah, satu puskesmas, satu pabrik, satu kantor pemerintahan, satu tempat ibadah, dan satu tempat usaha.

Kabupaten Serang melaporkan 16 unit rumah rusak sedang. Kemudian di Kabupaten Lebak ada sebanyak 12 unit rumah rusak berat, tiga unit rusak sedang, 21 rusak ringan dan tiga unit bangunan sekolah. Selain itu juga dilaporkan satu warga mengalami luka ringan terdampak gempa bumi.

Selanjutnya di Kabupaten Sukabumi ada tiga unit rumah rusak sedang dan tiga unit rumah rusak ringan serta di Kabupaten Bogor terdapat delapan rumah rusak sedang.

Guncangan dirasakan di 11 wilayah

Guncangan yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT pada kedalaman 40 kilometer itu dirasakan kuat selama 2-4 detik di 11 lokasi di wilayah barat Pulau Jawa dan Selatan Pulau Sumatera.

Guncangan membuat masyarakat berhamburan keluar ruangan untuk menyelamatkan diri dari hal yang tidak diinginkan.

Adapun rinciannya meliputi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten. Kemudian Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok di Jawa Barat. Selanjutnya Jakarta dan Kabupaten Lampung Barat.

Sebagai antisipasi, masyarakat diharapkan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Diimbau juga agar masyarakat tetap tenang dan memastikan informasi resmi bersumber dari pihak yang dapat dipertanggungjawabkan.

Scroll to Top