Komponis Erwin Gutawa merilis ulang lagu Seputih Kasih dalam bentuk non-fungible token (NFT). Menurut Erwin, langkah ini merupakan bukti bahwa musik dapat selalu bersinergi dengan kemajuan teknologi masa kini.
“Dunia musik harus selalu bersinergi dengan fenomena-fenomena dan kemajuan teknologi masa kini. NFT bisa menjadi salah satu alternatif yang mempererat para seniman musik dan penikmatnya,” ujar Erwin Gutawa melalui keterangan pers yang diterima oleh CNNIndonesia.com, Jumat (8/7).
Kali ini, lagu Seputih Kasih digubah ulang ke dalam versi orkestra instrumental yang dimainkan oleh Synchron Stage Orchestra di Vienna, Austria.
Erwin Gutawa tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya kala lagunya dimainkan oleh orkestra yang diklaim sebagai salah satu orkestra terbaik di dunia.
“Bahagia rasanya bisa membuat versi orkestra dari lagu ini, apalagi dimainkan dengan indah dan megah oleh salah satu orkestra terbaik di dunia [Synchron Stage Orchestra],” imbuhnya.
Dirilis bersama Netralive selaku agregatornya, versi orkestra instrumental untuk Seputih Kasih ini juga diklaim menjadi karya orkestra pertama yang hadir dalam medium NFT.
“Apalagi bisa berbagi bersama dengan para penikmat musik saya, terutama penikmat musik orkestra,” pungkasnya.
Lagu Seputih Kasih merupakan karya Erwin Gutawa yang rilis pada 1986. Kala itu, Erwin menciptakan lagu ini bersama Harry Kiss sebagai penulis liriknya.
Menurut co-founder Netralive, Bryan Blanc, rilis ulangnya lagu ini dalam bentuk NFT dapat menjadi simbol revolusi musi sekaligus menjaga karya maestro untuk tetap abadi.
“Lagu ini pernah dirilis pada 1986 dengan medium kaset pita dan piringan hitam, kini dirilis kembali dalam medium NFT. Dengan medium inilah koneksi antara maestro dan karyanya dapat diabadikan untuk selamanya,” ujar Bryan Blanc.
|
(far/pra)