Erdogan Mulai ‘Luluh’, Izinkan Swedia Gabung Aliansi NATO?

Erdogan Mulai ‘Luluh’, Izinkan Swedia Gabung Aliansi NATO?

Jakarta, CNN Indonesia

Turki akhirnya “luluh” dan mengizinkan Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO), menjelang Konferensi Tingkat Tinggi NATO yang digelar pada 11-12 Juni di Lithuania.

“Menyelesaikan aksesi Swedia ke NATO adalah langkah bersejarah yang menguntungkan semua sekutu NATO pada saat kritis ini. Itu membuat kita semua lebih kuat dan aman,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dikutip AFP.

Menyambut keputusan ini, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengungkapkan kebahagiaannya dan memuji “hari yang baik untuk Swedia”.

Meski langkah Swedia masuk NATO masih harus disetujui oleh parlemen Turki, namun Presiden Recep Tayyip Erdogan telah sepakat untuk mendorong ratifikasi tersebut ke parlemen.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa negara seperti Jerman dan Hungaria belum menyetujui langkah Swedia. Namun mereka menyambut baik dan mengaku akan mengikuti keputusan Erdogan.

Sebelumnya, Turki menahan permohonan Swedia untuk bergabung dengan NATO, karena menuduh negara itu menyembunyikan aktivis Kurdi yang dianggap sebagai teroris.

‘Syarat’ Swedia Masuk NATO

Penerimaan Swedia di NATO bukan tanpa syarat. Sebagai gantinya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta agar Uni Eropa menghidupkan kembali tawaran keanggotaan untuk Turki yang sempat terhenti.

Dalam pembicaraan tiga arah antara Erdogan, Kristersson dan Stoltenberg, Swedia berjanji untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan koordinasi dalam hal anti-terorisme.

“Swedia akan secara aktif mendukung upaya menghidupkan kembali proses aksesi Turki ke Uni Eropa, termasuk modernisasi Uni Ekonomi Turki-Uni Eropa,” demikian pernyataan usai pertemuan ketiganya.

Turki menjadi negara kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa sejak 2005 lalu. Namun pembicaraan tersebut sudah lama terhenti.

Sejauh ini anggota negara-negara Uni Eropa disebut “skeptis” dengan komitmen Ankara terkait masalah reformasi demokrasi dan supremasi hukum.

Meski belum ada pembicaraan lebih jauh soal keanggotaan Turki di UE, namun blok Eropa dan Ankara sepakat meningkatkan perdagangan hingga melonggarkan aturan visa.

(dna)



Scroll to Top