Mantan anggota majelis rendah Rusia (Duma) Ilya Ponomarev mengklaim pelaku pengeboman Darya Dugina adalah organisasi bawah tanah yang disebut Tentara Nasional Republik (NRA).
Organisasi tersebut, kata Ponomarev, merupakan kelompok yang memiliki tujuan melengserkan rezim Presiden Vladimir Putin.
“Aksi ini, layaknya gerakan partisan lain yang dilakukan di wilayah Rusia beberapa bulan terakhir, dilakukan oleh Tentara Nasional Republik,” kata Ponomarev dalam media February Morning pada Minggu (21/8), dikutip dari The Guardian.
Ia juga berkata, “Sebuah peristiwa penting terjadi di dekat Moskow tadi malam. Serangan ini membuka lembaran baru atas penolakan Rusia terhadap Putinisme. Baru, tapi bukan yang terakhir.”
Selain itu, Ponomarev mengatakan partisan itu siap melakukan berbagai serangan lain terhadap pejabat tinggi Kremlin, oligarki, dan anggota badan keamanan Rusia.
“Kami mendeklarasikan Presiden Putin sebagai perampas kekuatan dan penjahat perang yang mengubah Konstitusi, meluncurkan perang saudara antara bangsa Slavia, pun mengirim pasukan Rusia pada kematian yang pasti dan bodoh,” tutur Ponomarev, sembari membacakan pernyataan terbuka dari NRA.
Sebagaimana diberitakan DW, Dugina merupakan anak dari salah satu sekutu Putin, Alexander Dugin.
Dugina, yang merupakan jurnalis dan ahli politik, terbunuh dalam bom mobil beberapa hari lalu.
Badan keamanan Rusia FSB menuduh Ukraina merupakan dalang dari pengeboman itu. FSB juga mengklaim pelaku pengeboman kabur dari Rusia menuju Estonia.
Sementara itu, Dugin merupakan pendukung kuat invasi Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Koneksi antara Dugin dan Kremlin masih belum jelas, tetapi ia diketahui membantu memopulerkan konsep “Novorossiya” atau “Rusia Baru.”
Konsep ini digunakan Rusia untuk membenarkan pencaplokan Semenanjung Crimea pada 2014.
Sejumlah pengamat Barat bahkan menyebut Dugin sebagai “otak dari Putin.”
(pwn/bac)