Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, terus menyuarakan kecaman terhadap Rusia yang masih mengobarkan perang di hari kemerdekaan negaranya, Rabu (24/8).
Hamianin mengatakan bahwa ia tak mau lagi hidup terpenjara, seperti sebelum Ukraina merdeka dari Uni Soviet.
“Saya akan membayar harga berapa pun harganya [untuk kemerdekaan]. Hidupku sudah pernah seperti di penjara. Tak mau kembali ke masa itu,” ujarnya dalam acara Stand For Freedom di Jakarta.
Vasil kemudian berujar, “Jadi, bagi saya, ini benar-benar soal menjadi tuan di tanah sendiri. Bebas bernapas, bebas berpikir, bebas berperilaku. Ini suara hati paling dalam, jauh di lubuk hati.”
Ia pun menganggap makna kemerdekaan Ukraina di tengah invasi ini lebih dari sekadar kebebasan semata.
“Tahun kemerdekaan Ukraina bagi saya, ini benar-benar simbol dari sesuatu yang lebih dari sekadar kebebasan. Lebih dari sekadar kemerdekaan,” ucap Hamianin.
Ukraina memang merayakan peringatan kemerdekaan pada hari ini di bawah bayang-bayang invasi Rusia.
Mereka tak bebas merayakan hari kemerdekaan itu karena pemerintah Ukraina mengimbau agar tak ada acara besar. Pemerintah khawatir perkumpulan warga dapat menjadi sasaran empuk serangan Rusia.
Sejak awal pekan ini, Amerika Serikat memang sudah memperingatkan bahwa Rusia kemungkinan bakal meningkatkan serangannya di hari kemerdekaan Ukraina.
Meski demikian, Vasyl tetap yakin pasukan Ukraina bisa menghalau Rusia meski didera berbagai macam gempuran.
“Mereka [Rusia] mencoba membuat kita menyerah. Itu tidak akan terjadi,” kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan pihaknya masih terus berjuang.
Dia juga memperingatkan soal serangan Rusia kemungkinan bakal lebih kejam di hari-hari mendatang.
“Begitulah musuh kita. Namun, di minggu-minggu lain selama enam bulan ini, Rusia juga melakukan hal yang sama sepanjang waktu. Menjijikkan dan kejam,” ucap Zelensky pada pekan lalu, dikutip The Washington Post.
(isa/has/bac)