Dosen UII Hilang di Norwegia, Jadi Korban Gempa Turki?

Dosen UII Hilang di Norwegia, Jadi Korban Gempa Turki?

Dosen UII Hilang di Norwegia, Jadi Korban Gempa Turki?

Seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja bernama Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) dilaporkan hilang sejak hari Sabtu malam, 11 Februari 2023.

Sebelumnya diberitakan bahwa Dosen UII bernama Ahmad ini mengikuti kegiatan mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia.

Lantas, seperti apakah fakta hilangnya dosen UII di Norwegia tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

1. Kronologi Hilangnya Dosen UII di Norwegia

Baca Juga:
Kronologi Dosen UII Hilang Saat Kunjungi Norwegia Hingga Terdeteksi di Turki

Diketahui, Ahmad dikabarkan menghilang dan hingga saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Ahmad dikabarkan hilang dan putus kontak setelah mengikuti kegiatan mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN). Jejak aktivitas digital dari Ahmad terakhir terlacak tengah berada di Turki.

Kejadian tersebut bermula pada saat tim UII yang terdiri dari empat orang, termasuk Prof. Fathul Wahid, Rektor UII mengunjungi USN untuk mempererat kerja sama kedua universitas dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+.

Setelah satu minggu lamanya menjalankan aktivitas di USN, sejak 5 Februari 2023 pada tanggal 12 Februari 2023 tim meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Fathul mengaku bahwa ia terakhir kali bertemu dengan Ahmad di Oslo, Norwegia pada malam 11 Februari 2023. Tim tersebut sebelumnya sudah dibagi menjadi tiga penerbangan yang berbeda. Ahmad sendiri dalam penerbangan kembali menuju Indonesia, melalui Istanbul, Turki.

2. Profil Ahmad

Ahmad Munasir Rafie Pratama dikenal selama ini mempunyai minat penelitian di bidang teknologi informasi, M-learning, M-commerce, mobil security, dan media sosial.

Baca Juga:
Ganjar Jajaki Peluang Kerjasama Dengan Norwegia di Bidang Transisi Energi dan Lingkungan Hidup

Ahmad merupakan asisten profesor jurusan informatika di UII yang juga menjabat sebagai sekretaris jurusan.

Melansir dari berbagai sumber, latar belakang akademis Ahmad merupakan lulusan sarjana dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2008. Setelah berhasil lulus dari UGM, Ahmad kemudian berhasil meraih gelar Master dari Monash University pada tahun 2011.

Setelah itu, Ahmad pun menempuh pendidikan studi doktoral di University Stony Brook, Universitas Negeri New York Amerika Serikat pada tahun 2019. Ahmad menjadi orang terpilih untuk mendapatkan beasiswa Fulbright sembari mengambil beberapa mata kuliah di Universitas New York dan Teachers College, Universitas Columbia.

3. Tujuan Ke Norwegia

Berdasarkan keterangan yang beredar, sebelumnya Ahmad menyampaikan rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. Ahmad tidak berbagai informasi penerbangan secara mendetail kepada kolega di UII serta kepada sang istri.

Ahmad dan rekan-rekannya pergi ke Norwegia untuk mempererat kerja sama kedua universitas dengan didukung pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+.

4. Pesan Terakhir

Diketahui, Ahmad mengirimkan pesan terakhir kepada sang istri yang ia kirim pada tanggal 12 Februari 2023 siang, beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul yang berbunyi ‘menunggu boarding’. Sejak saat itu Ahmad tak lagi mengirimkan pesan.

5. Kemungkinan Korban Gempa

Muncul isu beredar bahwa hilangnya Ahmad ini ada kaitannya dengan gempa yang terjadi di Turki. Namun, ramai diberitakan saat ini bahwa Ahmad dilaporkan hilang di Turki dipastikan bukanlah korban gempa.

6. Pencarian Libatkan Interpol

Diketahui, pihak UII pun mengirimkan surat kepada Sekretaris National Central Bureau (NCB) interpol Indonesia.

Pihak universitas meminta bantuan kepada Interpol untuk melibatkan yellow notice pencarian orang hilang untuk Ahmad Munasir.

7. Meminta Tolong pada Pelayanan dan Perlindungan WNI di luar Negeri

Tidak hanya itu, pihak UII juga mengajukan permohonan perlindungan bagi Ahmad melalui Pelayanan dan Perlindungan WNI di Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

Scroll to Top