Suara.com – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa mencapai 5,2 persen.
Asumsi tersebut mempertimbangkan berbagai dinamika ekonomi global dan nasional, risiko ketidakpastian, dan potensi pemulihan ekonomi di tahun depan dengan catatan Covid 19 dapat terus dikendalikan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan motor pendorong untuk mencapai target tersebut masih tetap mengandalkan investasi dan ekspor.
“Pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan proyeksi pemulihan yang didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor sebagai dampak pelaksanaan reformasi struktural,” kata Febrio dalam webinar APBN 2022, Senin (18/10/2021).
Baca Juga:
Nongsa Digital Park Bangun Pusat Data 30 MW, Tarik Minat Investasi di Batam
Sedangkan untuk angka inflasi diperkirakan akan berada di kisaran 3 persen. Sementara nilai tukar rupiah berada dikisaran Rp14.350. Febrio menjelaskan dua target indikator ekonomi tersebut telah menggambarkan keoptimisan pemerintah dalam proses pemulihan ekonomi yang terjadi.
“Ini mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia dan juga pengaruh dinamika global,” katanya.
Selain itu, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan berkisar di USD63 per barel, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing 703 ribu barel dan 1.036 barel.
“Dengan mempertimbangkan asumsi yang disepakati itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai sebesar Rp 1.846 triliun, pendapatan negara ini terdiri atas penerimaan Rp 1.510 triliun dan PNBP Rp 335,6 triliun,” katanya.
Baca Juga:
Menjaga Harga Jual Kembali Mobil dengan Merawat di Bengkel Resmi