Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menjawab pertanyaan seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang mempertanyakan kehadirannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang sebagai antitesa dari dua bacapres yang ada saat ini.
Mahasiswa Unhas, Ahmad Fauzan menilai kehadiran Anies Baswedan sewaktu di Pilkada Jakarta 2017 lalu hadir merupakan antitesis dari pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
“Sama seperti sekarang, anda dianggap mampu menjadi antitesa dari calon yang akan hadir yang didukung oleh incumbent,” kata mahasiswa Fakultas Farmasi Unhas ini, Minggu (24/9).
Kemudian Fauzan mempertanyakan bahwa Anies Baswedan sebagai antitesa, wacana apa yang akan ditawarkan terhadap negara dan bangsa Indonesia kedepannya.
“Tempo hari saya melihat saya melihat, anda menekankan pendapat keadilan sosial, apa yang coba ditawarkan dengan kalimat tersebut dan kenapa tidak menekan pada kalimat keadilan beradab,” tanya Fauzan.
Anies Baswedan pun menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut. Ia mengatakan yang ingin ditawarkan bukan antitesa kepada siapapun.
“Yang mau ditawarkan bukan antitesa, karena tidak dalam rangka antitesa kepada siapapun yang ada sebelumnya,” kata Anies.
Terkait keadilan sosial, kata Anies, Indonesia setiap lima tahun selalu berhenti untuk melakukan kalibrasi guna mengetahui jalurnya masih sesuai atau tidak.
“Jadi cara pandang kami melihat Indonesia merdeka tahun 45. Tujuan kemerdekaan itu adil dan makmur. Tiap lima tahun kita berhenti, menengok. Perjalanan bangsa setiap lima tahun berhenti, menengok. Jadi kami bukan menjawab apa yang kemarin dikerjakan tetapi memastikan ke depan kita bisa meraih adil dan makmur,” jelasnya.
“Sehingga ketika dikerjakan sifatnya ada sintesa dan antitesa. Tapi itu kesimpulan pengamat,” ujar eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.
(mir/kid)