Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai daerah dengan perkembangan kasus virus corona mingguan paling kurang baik dalam sepekan terakhir.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan ada 9 provinsi yang mengalami kondisi kurang baik. NTB yang paling buruk.
“Data menunjukkan bahwa dari 9 provinsi tersebut, perkembangan di hampir semua indikator ke arah yang kurang baik terlihat di provinsi NTB,” kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (19/8).
Wiku menjelaskan, indikator penilaian penanganan Covid-19 daerah dinilai dari aspek penambahan kasus, kesembuhan, dan kematian Covid-19 mingguan. Kemudian kasus aktif, tingkat keterisian atau BOR RS rujukan Covid-19, dan pembentukan posko level terkecil di masing-masing daerah.
Merujuk indikator tersebut, NTB tergolong provinsi yang mengalami kondisi paling buruk dalam sepekan terakhir.
Ada peningkatan kasus Covid-19 sebanyak 348 kasus dalam sepekan. Kasus kematian mingguan naik 13 kasus. Lalu kasus aktif per 15 Agustus juga mengalami peningkatakn sebanyak 99 kasus.
Tingkat keterisian RS rujukan Covid-19 di NTB pun mengalami kenaikan 1,07 persen dalam sepekan. Kemudian pembentukan posko tangguh di level RT/RW baru terbentuk 13,37 persen dari target.
“Jadi perlu dijadikan bahan refleksi oleh pemerintah daerah dan masyarakat, bahwa adanya penurunan kasus di tingkat nasional seyogyanya tidak serta merta menjadi justifikasi bagi pemerintah daerah untuk lengah atas keadaan daerahnya masing-masing,” kata dia.
Data Satgas per hari ini, Kamis (19/8) menyatakan ada penambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 219 di NTB. Pasien meninggal sebanyak 6, sementara pasien sembuh bertambah sebanyak 158.
Secara kumulatif, sebanyak 24.073 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di NTB. Dari jumlah itu sebanyak 21.883 orang dinyatakan pulih, 1.535 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 655 lainnya meninggal dunia.
(khr/bmw)