PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengatakan sejumlah investor asing ikut membeli saham saat perusahaan melakukan pra-IPO pada November 2021 lalu.
Mengutip dokumen GoTo, Senin (30/5), terdapat delapan investor global yang membeli saham saat pra-IPO tahun lalu. Beberapa di antaranya adalah Adia, Temasek, dan GIC.
Lalu, Khazanah, Permodalan Nasional Berhad, Google, Primavera, dan Fidelity. Seluruh investor global membeli saham GoTo di level Rp375 per saham.
Setelah itu, GoTo resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April 2022 lalu. Saat itu, harga penawaran awal dipatok di level Rp338 per saham.
Sebelumnya, saham GoTo sempat menjadi perbincangan publik karena terus jeblok hingga ke area Rp200 per saham atau di bawah level saat perusahaan melakukan pra-IPO sebesar Rp375 per saham atau saat IPO yang sebesar Rp338 per saham.
Hal itu membuat sejumlah pihak menilai Telkomsel, sebagai salah anak usaha BUMN yang ikut berinvestasi di GoTo merugi.
Telkomsel disebut mencatatkan kerugian yang belum terealisasi atau unrealized loss hingga Rp811 miliar.
Meski begitu, data GoTo menunjukkan Telkomsel sebenarnya membeli saham emiten itu di bawah level pra-IPO dan harga penawaran awal, yakni hanya Rp270 per saham.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pun buka suara terkait pergerakan saham GoTo yang sempat jeblok beberapa waktu terakhir.
Arya menjelaskan harga saham GoTo sudah kembali merangkak pada perdagangan Kamis (19/5). Mengutip RTI Infokom, saham GOTO melonjak 12,9 persen ke level Rp280 per saham pada penutupan sesi I pada hari itu.
“Dengan harga sekarang, maka Telkomsel yang investasi di GoTo sudah untung lagi,” ungkap Arya.
Arya menjelaskan bahwa investasi Telkomsel bersifat jangka panjang, bukan trading atau jangka pendek.
“Ini menunjukkan supaya para pengamat politik itu ya mulai lah belajar bisnis, belajar namanya market, bahwa namanya orang investasi apalagi investasinya jangka panjang bukan sekadar naik turun saham, tapi harus dilihat bagaimana bisnis yang dibangun oleh atau dimasuki oleh Telkomsel,” papar Arya.
Menurut dia, sebaiknya jangan langsung menyatakan bahwa Telkomsel rugi berinvestasi di GoTo hanya karena harga saham jeblok. Sebab, untung dan rugi bukan hanya dilihat dari pergerakan saham.
“Apalagi Telkomsel bukan trading saham, tapi memang berinvestasi di sana (GoTo). Sudah untung nih, yang kemarin teriak rugi, mana dong,” jelas Arya.
Hari ini, saham GoTo terkoreksi tipis 0,64 persen ke level Rp310 per saham pada pukul 10.11 WIB. Dalam satu bulan terakhir, saham perusahaan melemah 8,28 persen, tetapi harga saham naik 1,97 persen dalam sepekan terakhir.
(aud/bir)