Belanda mulai mengirim pasien Covid-19 ke Jerman demi mengurangi tekanan rumah sakit yang kewalahan menangani gelombang baru infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir.
Pejabat kesehatan Belanda menuturkan seorang pasien dipindahkan dengan ambulans dari Rotterdam ke sebuah rumah sakit di Bochum, Jerman, yang berjarak 240 kilometer.
Sejumlah pasien lainnya juga akan dikirimkan ke kota yang sama di hari berbeda.
Sejauh ini, rumah sakit di Jerman secara total sejauh ini telah menawarkan 20 tempat tidur untuk pasien Covid-19 Belanda. Padahal, Jerman pun masih menghadapi gelombang Covid-19 serupa.
Jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit Belanda terus melonjak hingga mencapai level tertinggi selama beberapa pekan terakhir.
Sebanyak 488 dari total 1.050 tempat tidur Ruang Perawatan Intensif (ICU) di rumah sakit Belanda sudah terisi pasien Covid-19.
Rumah sakit pun sudah mengurangi penerimaan pasien di luar pengidap Covid-19, termasuk pasien kanker dan operasi jantung demi memberi ruang untuk perawatan virus corona.
Dikutip Reuters, Otoritas Kesehatan Belanda (NZA) mengatakan hampir sepertiga dari semua ruang operasi di rumah sakit Belanda telah ditutup untuk membatasi penggunaan ICU.
Seperlima dari total rumah sakit di Belanda, kata NZA, juga terpaksa menunda jadwal operasi kritis pasien-pasiennya non-Covid.
Pihak berwenang memprediksi lonjakan pasien Covid-19 masih akan terjadi karena infeksi harian virus corona di Belanda terus mencatat rekor tertinggi.
Pada Selasa (23/11), Belanda mencatat sekitar 23 ribu kasus Covid-19 dalam 24 jam. Selama sepekan, Belanda mendeteksi total 153.957 kasus Covid-19 baru, naik 39 persen dari minggu sebelumnya.
Belanda pun kembali memperketat pembatasan Covid-19, termasuk menerapkan lagi kebijakan wajib menggunakan masker.
Rencana lainnya adalah membatasi akses publik ke tempat-tempat umum terlepas status vaksinasi mereka.
Sederet pengetatan pembatasan ini mendapat protes dari sebagian masyarakat hingga memicu aksi demonstrasi ricuh selama tiga hari berturut-turut.
(rds)