China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang Usai Deteksi 38 Kasus Covid

China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang Usai Deteksi 38 Kasus Covid

Jakarta, CNN Indonesia

China melarang penduduknya meninggalkan Xinjiang. Larangan terkait penyebaran wabah covid-19.

Larangan mereka berlakukan hanya beberapa minggu setelah pemerintah Xinjiang melonggarkan penguncian wilayah alias lockdown yang memicu frustrasi publik karena telah memicu kekurangan makanan dan penurunan pendapatan.

Namun, di tengah pelonggaran itu, pada Selasa (4/10) lalu,  38 kasus covid baru tanpa gejala terdeteksi di daerah yang menjadi rumah bagi 22 juta orang tersebut.

Deteksi itu membuat para pejabat setempat khawatir. Wakil Ketua Xinjiang Liu Sushe bahkan bersumpah untuk memperkuat kontrol lalu lintas orang demi mengatasi penyebaran wabah itu.

Dengan pengetatan itu, orang tidak akan diperbolehkan meninggalkan Xinjiang kecuali dengan alasan yang kuat.  Liu menambahkan Xinjiang akan memperkuat langkah-langkah pengendalian di bandara, stasiun kereta api, dan pos pemeriksaan untuk mencegah penyebaran virus ke bagian lain negara itu.

Semua kereta api keluar, bus antar provinsi, dan sebagian besar penerbangan bahkan akan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Di bandara di Urumqi, ibukota regional aerah itu, 97 persen penerbangan yang berangkat dan 95 persen penerbangan yang tiba dibatalkan pada Rabu kemarin.

Sementara itu, semua penerbangan yang berangkat dari Kashgar, kota oasis selatan yang menjadi lokasi bandara terbesar kedua di Xinjiang, dibatalkan, kecuali dua yang menuju ke Urumqi.

China adalah ekonomi utama dunia terakhir yang masih menerapkan langkah ketat demi mengatasi penyebaran covid dengan dengan melaksanakan lockdown total.

“Putaran wabah Covid-19 saat ini adalah penyebaran tercepat, paling luas, paling menular dan paling sulit untuk mengendalikan darurat kesehatan masyarakat dalam sejarah Xinjiang,” kata Liu.

(cnn.com/agt)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top