China Larang Selebritas Pamer Gaya Hidup ‘Sultan’ di Medsos

China Larang Selebritas Pamer Gaya Hidup ‘Sultan’ di Medsos

Jakarta, CNN Indonesia

Lembaga pengawas dunia siber China (CAC) meluncurkan kampanye pembersihan dunia maya selama sebulan yang menargetkan selebritas dan akun grup fan atau penggemar.

Kampanye ini akan menargetkan penyalahgunaan media sosial, terutama “kekacauan” dalam akun-akun fan yang dianggap sebagai “pemuja uang”.

CAC akan menindaklanjuti perilaku pengguna media sosial terutama selebritas dan influencer yang dianggap memamerkan gaya hidup mewah, yang dinilai berujung pada “pemujaan uang” atau takhayul.

Mereka juga akan mencegah selebritas yang “tidak resmi dan tidak memiliki moral” menyelenggarakan acara online.

CAC mengungkapkan pengumuman ini dalam akun resmi WeChat pada Selasa (25/1).

Lembaga itu menyatakan mereka akan mengawasi secara ketat konten dan iklan di platform-platform tersebut, sebagai bagian dari kampanye yang berlangsung di periode Festival Musim Semi.

“Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memperbaiki kekacauan di internet, membatasi penyebaran budaya yang tak sehat, dan membuat lingkungan dunia maya yang sehat, meriah, dan harmonis bagi pengguna internet, khususnya masyarakat di bawah umur, pada Festival Musim Semi,” demikian pernyataan dari CAC seperti dikutip dari Reuters.

CAC juga menuturkan akan berfokus menangani perundungan siber (cyber-bullying) dan penyebaran rumor secara online.

Festival Musim Semi diketahui juga sebagai Tahun Baru Imlek. Ini merupakan periode liburan yang besar di China, di mana pemerintah menetapkan waktu libur panjang selama sepekan.

China pertama kali meluncurkan tindakan keras terhadap industri hiburan pada musim panas tahun lalu. Tindakan keras itu menargetkan perilaku selebritas dan grup penggemar.

Sejak itu, China terus menerapkan pengawasan yang lebih ketat di media sosial. Salah satunya kala negara itu melakukan penguncian (lockdown) terhadap kota Xi’an karena penyebaran virus corona.

Kala itu, pemerintah China melarang unggahan negatif mengenai lockdown di Xi’an.

Larangan ini muncul setelah sejumlah warga mengeluh kelaparan di media sosial karena pemerintah melarang penduduk keluar rumah selama lockdown.

Radio Free Asia melaporkan, pemerintah daerah Xi’an mengumumkan langsung larangan ini melalui pesan singkat kepada sekitar 13 juta warga yang tinggal di kota itu.

(pwn/rds)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top