China dikabarkan menyetujui kunjungan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Xinjiang untuk pertama kali setelah pergelaran Olimpiade Musim Dingin Beijing selesai.
Xinjiang merupakan wilayah otonomi di barat laut China yang menjadi rumah bagi mayoritas etnis minoritas Uighur dan Muslim lainnya. Pemerintah China selama ini diduga kerap mendiskriminasi dan persekusi etnis Uighur di Xinjiang dan menahan jutaan dari mereka di tempat penampungan layaknya kamp konsentrasi.
Mengutip sumber, South China Morning Post (SCMP) melaporkan Beijing setuju memberikan akses PBB mengunjungi Xinjiang setelah Olimpiade Musim Dingin digelar pada 4-20 Februari mendatang.
PBB sudah lama mendesak China memberikan akses masuk secara independen timnya ke Xinjiang. Negosiasi itu sudah dilakukan Komisioner HAM PBB, Michelle Bachelet, sejak September 2018.
Meski begitu, China memberikan sederet syarat agar kunjungan PBB itu dapat berlangsung. Beberapa syarat itu di antaranya adalah PBB memastikan perjalanan itu merupakan kunjungan persahabatan dan tidak dirancang untuk melakukan investigasi.
SCMP sudah menghubungi Menteri Luar Negeri China, Utusan China untuk PBB di New York, dan PBB untuk mengonfirmasi lapran tersebut. Namun mereka tak memberi komentar terkait rencana kunjungan ke Xinjiang itu.
Tindakan China terhadap etnis Uighur menjadi perhatian sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM). Beberapa pihak bahkan, menyebut Beijing melakukan genosida terhadap etnis tersebut, seperti dikutip Reuters.
Namun, Beijing membantah tuduhan itu. Mereka mengklaim hanya menampung para warga Uighur di kamp-kamp dengan tujuan memberikan pelatihan pendidikan vokasi sebagai pencegahan terhadap paparan radikalisme.
Sebagaimana pada 2008 lalu, Olimpiade Musim Dingin Beijing kali ini pun menjadi sorotan karena dugaan pelanggaran HAM China terhadap etnis Uighur.
“Tidak ada satupun, terutama diplomat HAM di dunia yang harus dibodohi upaya pemerintah China untuk mengalihkan perhatian dari tindakan kriminal yang menargetkan Uighur dan etnis Turk,” ujar Direktur Human Rights Watch, Sophie Richardson, kepada Reuters.
Amerika Serikat dan empat negara lain juga mengambil sikap dengan melakukan boikot diplomatik atas Olimpiade Musim Dingin Beijing, karena pelanggaran HAM yang dilakukan.
(isa/rds)