Suara.com – Tim peneliti baru saja menemukan teknologi yang bisa revolusioner, yang membuat baterai smartphone bisa mempertahankan kapasitas asli (hingga 95 persen) selama minimal lima tahun ke depan.
Teknologi dikembangkan oleh para peneliti di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) ini, tak hanya berlaku untuk baterai di ponsel, tetapi juga di laptop hingga kendaraan listrik.
Menurut laporan Gizmochina, Rabu (5/5/2021), peneliti mengungkapkan bahwa lemahnya baterai selama ini terjadi karena adanya masalah di susunan internal baterai.
Alhasil, baterai semakin berkurang ketika masuk ke mode pengisian daya atau charger.
Baca Juga:
Menkominfo Minta Bantuan Polri Amankan Pembangunan TIK di Wilayah 3T
Bahkan, pengisian 500 kali diperkirakan telah mengurangi kapasitas baterai hingga 40 persen.
Noriyoshi Matsumi selaku pemimpin tim riset menemukan bahan pengikat yang terbukti mengungguli teknologi yang ada.
Terminal negatif baterai yang digunakan saat ini memiliki bahan pengikat yang disebut Polyvinylidene Fluoride (PVDF) yang membuat baterai lemah.
Setelah 500 kali diisi ulang, baterai biasa yang menggunakan PVDF akan kehilangan hingga 35 persen dari kapasitas aslinya.
Hal ini mengakibatkan masa pakai baterai di smartphone makin menurun setelah digunakan selama satu atau dua tahun.
Baca Juga:
Jokowi: Perencanaan Pembangunan Harus Pertimbangkan Sains dan Teknologi
Namun, bahan pengikat baru yang diberi nama Bis-imino-acenaphthenequinone-Paraphenylene (BP), memungkinkan untuk tetap mempertahankan 95 persen kapasitas baterai, bahkan setelah lebih dari 1700 kali pengisian.