loading…
Sepanjang April hingga September 2024, LPP Agro bersama BPDPKS dan Ditjenbun Kementan telah menggelar pelatihan dan monitoring pekebun kelapa sawit. Foto/Ist
Selain itu BPDKS bersama Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Agro Nusantara dan Direktur Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) sepanjang 2024 juga telah menyelenggarakan pelatihan kelapa sawit bagi para pekebun sawit.
Peserta pelatihan kelapa sawit hasil kerja sama BPDPKS, LPP Agro Nusantara dan Ditjen Perkebunan Kementan kali ini terbagi dalam berbagai kelas pelatihan yang terdiri 11 jenis.
Mulai dari pelatihan teknis seperti budidaya tanaman kelapa sawit atau pengelolaan sarana dan prasarana perkebunan hingga pengembangan bisnis seperti Informasi Pasar dan Promosi; atau Manajemen & Administrasi Keuangan.
Untuk penyelenggaraan pelatihan, BPDPKS bekerjasama dengan 15 penyedia jasa pelatihan dan pengembangan yang melaksanakan pelatihan dalam periode April – September 2024.
LPP Agro Nusantara menjadi satu dari 15 penyelenggara pelatihan yang bekerja sama dengan BPDPKS. Sebagai salah satu penyelenggara pelatihan dipercaya BPDPKS untuk menyelenggarakan 43 kelas pelatihan bagi 1.339 peserta yang berasal dari 7 provinsi penghasil sawit di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 21% dari total data rekomtek peserta pelatihan.
Pelatihan yang diselenggarakan kali ini diakui belum dilakukan monitoring secara terprogram pasca pelatihan. Namun demikian, LPP Agro sebagai pemberi materi dalam pelaksanaan telah melakukan komunikasi secara berkala kepada seluruh peserta pelatihan yang merupakan petani kebun sawit di tanah air.
“Terkait dengan sistem monitoring kami secara formal memang belum mengadakan atau belum ada sistem monitoring berkelanjutan. Untuk program ini mungkin nanti bisa diprogramkan ke depan akan ada atau apakah dari Dirjen pun akan ada,” kata SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan, dalam diskusi bersama media melalui aplikasi zoom, Selasa (3/9/2024).
Pugar menjelaskan, meski belum dilakukan monitoring namun pihaknya tetap melakukan komunikasi dengan melakukan evaluasi melalui group diskusi terkait kendala-kendala yang dialami di lapangan.